Page 155 - Huma Betang Internalisasi Nilai-Nilai Kearifan Lokal Kalimantan Tengah
P. 155
umumnya menyerupai rumah panggung tinggi dan
memanjang. Berdiri di atas lahan antara 3-5meter dari
permukaan tanah dan panjang bangunan diperkirakan
mencapai 150meter dan lebar sampai dengan 30 meter.
Proses pembuatan Betang secara fisik ditinjau dari
berbagai aspek antara lain pertama; mengantisipasi luapan
air hujan yang melanda masyarakat karena keberadaaan
rumah mereka biasanya ada di sepanjang daerah aliran
sungai Kahayan. Kedua; dilihat dari keamanan yang terbagi
atas dua yaitu menghindari dari serangan musuh atau
dikenal dengan asang/kayau dengan ancaman dari serangan
binatang buas yang ingin memangsa.
Kondisi banjir dan ancaman Kayau sesungguhnya hanya
efek lain dari keberadaan rumah betang itu sendiri.
Sejatinya Huma Betang dibangun sebagai tempat
bernaungnya puluhan bahkan ratusan kepala keluarga yang
hidup dalam satu wadah untuk hidup dan membangun
masyarakat secara bersama-sama dengan satu harapan
luhur yaitu membentuk masyarakat berperadaban secara
bersama dalam kekuatan nilai-nilai kebersamaan dan
kegotongroyongan menuju kehidupan yang aman, damai
dan tentram.
Secara fisik arsitektur rumah betang terbangun dalam
kondisi psikologis suasana batin masyarakat dayak pada
saat itu yang memiliki kecenderungan hidup terbuka, jujur
dan apa adanya. Hal ini yang pada akhirnya membuat wujud
rumah betang sangat sederhana terbuka tanpa sekat
pembatas. Pada umumnya bangunan hulunya menghadap
timur dan hilirnya menghadap barat (Siun. 2001). Berikut
bagian-bagian lainya dalam rumah betang yang setiap
sudutnya sarat makna:
144 | Internalisasi Nilai-Nilai Kearifan Lokal Kalimantan Tengah