Page 160 - Huma Betang Internalisasi Nilai-Nilai Kearifan Lokal Kalimantan Tengah
P. 160

D.  Internalisasi Falsafah Betang

                   Internalisasi  didefinisikan  sebagai  suatu  proses
               pemhayatan  dalam  memaknai  nilai-nilai  secara  mendalam
               (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1989), berupa sikap pada
               aspek  moral  dan  kepribadian  (Chaplin,  2002).  Nilai  dan
               aspek ini diperoleh dalam proses pembelajaran yang dapat
               mengikat  menjadi  nilai  dan  norma  pada  masyarakat
               (Kalidjernih,  2010).  Scott  (1971)  mengisyaratkan  bahwa
               terbentuknya kepribadian itu karena intensnya keterlibatan
               ide, konsep dan tindakan ke alam pemikiran setiap individu.
               Oleh karena itu, sepanjang perjalan hidupnya setiap orang
               akan mengalami pembelajaran untuk sampai pada nilai ideal
               yang diyakini dan dijalani sebagai sebuah pedoman.

                   Melalui  proses  pembentukan  yang  panjang  ini,  setiap
               orang akan menghasilkan kearifan kepribadian dan tercipta
               norma  yang  terpraktikan  melalui  keteladanan  melalui
               keterlibatan peran-peran model, (Marmawi Rais, 2012).
                   Konsep-konsep  di  atas  menunjukan  bahwa  seluruh
               proses  internalisasi  akan  terjadi  dan  terwujud  dengan
               mudah  dengan  adanya  karakter  contoh  yang  dijadikan
               panutan sebagai implementasi pengjabaran nilai-nilai luhur
               falsafah kearifan lokal itu sendiri.
                   Dalam  proses  internalisasi  yang  dikaitkan  dengan
               pembinaan  dapat  dilakukan  dengan  tiga  tahap  yang
               mewakili  proses  atau  tahap  terjadinya  internalisasi
               (Muhaimin,  1996:153),  yaitu:  tahap  transformasi  sebagai
               sebuah  upaya  untuk  menginformasikan  dan  menanamkan
               pemahaman tentang suatu nilai positif untuk dilakukan dan
               nilai  negative  untuk  dijauhi  oleh  penerima  pesan
               (Mahasiswa).  Tahap  kedua  adalah  transaksi  nilai  sebagai
               upaya keberlangsungan ide penyampai pesan (dosen) untuk
               menerima  timbal  balik  penerima  pesan.  Tahap  terakhir

                                                        Huma Betang | 149
   155   156   157   158   159   160   161   162   163   164   165