Page 165 - Huma Betang Internalisasi Nilai-Nilai Kearifan Lokal Kalimantan Tengah
P. 165
timbul, dialami bersangkut paut dengan unsur budaya
tertentu, yang pada akhirnya mampu mengentaskan
masalah individu tersebut sehingga perlu dikaitkan dengan
unsur budaya yang bersangkutan.
Sebagai seorang pendidik profesional, seorang konselor
harus mampu memberikan pemahaman yang lugas dan
tegas terhadap menanaman nilai-nilai kearifan lokal seperti
falsafah Huma Betang. Huma Betang pada dasarnya sebagai
sebuah perwujudan kearifan lokal bagi masyarakat Dayak
Kalimantan Tengah. Keberadaannya mampu memberikan
makna sebuah kebersamaan dalam bingkai kesatuan dalam
keragaman, sehingga melampaui batas kesadaran kolektif.
Kemajuan teknologi komunikasi, menjadikan
masyarakat harus hidup dalam keragaman budaya
(multikultural). Pembelajaran keragaman budaya yang
termuat dalam falsafah Huma Betang kepada mahasiswa,
mampu memberikan konstibusi yang kuat sebagai bagian
dari masyarakat. Keragaman budaya merupakan sebuah
realita hidup bersama bagi para mahasiswa yang tidak bisa
di pungkiri dalam kehidupan nyata manusia. Koentjranigrat
(2009) menyebutkan bahwa nilai budaya terdiri dari
konsepsi yang hidup dalam alam pikiran sebagian besar
warga masyarakat mengenai hal–hal yang mereka anggap
amat mulia. Sistem nilai yang ada dalam suatu masyarakat
dijadikan orientasi dan rujukan dalam bertindak.
Pembelajaran falsafah Huma Betang sebagai bagian dari
berbagai kelompok mata kulaih yang diberikan kepada
mahasiswa diberikan untuk saling berinteraksi dan
memahami diantara mereka sehingga mampu saling
memahami tentang nilai-nilai essensi yang dianut
masyarakat Dayak Kalimantan Tengah. Hasil kajian Schutz
(Hilmi, 2015) menjelaskan dalam teori fenomenologi pusat
154 | Internalisasi Nilai-Nilai Kearifan Lokal Kalimantan Tengah