Page 67 - Huma Betang Internalisasi Nilai-Nilai Kearifan Lokal Kalimantan Tengah
P. 67
saja, sangat mungkin bahwa budaya-budaya yang di teliti
memiliki definisi yang berbeda tentang marah, atau
mengekspresikan marah secara berbeda. Ekspresi marah
juga bisa memiliki makna yang berbeda untuk setiap budaya.
Ada keterkaitan yang sangat erat antara konsep budaya
dalam kehidupan individu dengan kualitas emosi dari
masyarakat budaya tersebut. Emosi menjadi penting dalam
perjalanan eksistensi sebuah budaya. Bahkan emosi menjadi
cara ekspresi yang efektif dalam mengungkapkan kualitas
batin masyarakat berupa tulisan dan ucapan.
Keragaman masyarakat dengan segala sudut
pandangnya memunculkan semacam penampilan dalam
menunjukan bentuk emosi. Ini dikarenakan karena masing-
masing masyarakat di suatu tempat daerah memiliki cara
pandangan yang berbeda mengenai wujud, ukuran dan
bentuk. Selain itu, tidak sedikit emosi dalam budaya
dipengaruhi oleh sistem keyakinan yang dianut oleh suatu
masyarakat. Agama dan dominasi doktrin yang diyakini oleh
sebuah komunitas membentuk semacam prinsip dan
pembelaan terhadap perilaku dan perbuatan atas dasar apa
yang mereka terima dan ajaran yang mereka dapatkan.
Ekspresi wajah dari emosi merupakan aspek ekspresi
emosi yang paling banyak dikaji, dan penelitian lintas-
budaya mengenai ekspresi wajah inilah yang menjadi
pendorong utama kajian-kajian emosi di psikologi Amerika.
Ekman dan Izard mendapatkan bukti pertama yang
sistematis dan konklusif tentang keuniversalan ekspresi
anger (marah), disgust (jijik), fear (takut), happiness
(senang), sadness (sedih) dan surprise (terkejut).
Keuniversalan ini berarti bahwa konfigurasi mimik muka
masing-masing emosi-emosi tersebut secara biologis
56 | Internalisasi Nilai-Nilai Kearifan Lokal Kalimantan Tengah