Page 177 - Bimbingan Spiritual Logoterapi Kearifan Lokal
P. 177

Bimbingan Spiritual: Logoterapi Kearifan Lokal

            agama  dan penghayatan  yang  baik  tentang  Sang  Pencipta
            sebagai sumber nilai  tertinggi bagi  sistem ajaran agama,
            maupun ajaran agama yang ideal dalam semua segi kehidupan
            duniawi. Pengetahuan,  pemahaman dan penghayatan
            tergadap  nilai-nilai  ajaran  agama  secara  komprehensif  dan
            benar akan membentuk sikap dan prilaku yang religius.  Hal
            in merupakan salah satu tantangan bagi lembaga – lembaga
            pendidikan  dan  dakwah,  para  pendidik, ulama,  pemimpin
            agama, cendikiawan dan intelektual dalam mensosialisasikan
            nilai – nilai ajaran agama agar benar – benar menjadi bagian
            integral  dari kepribadian umat  sehingga  membudaya  dari
            kehidupan sehari-hari  baik  individual dan kolektif. Untuk
            itu harus  dbuat  hubungan dialogis antara nilai–nilai  ajaran
            yang normatif dengan realitas kehidupan sosial dan duniawi.
            Jadi informasi ajaran agama kepada masyarakat tidak hanya
            bersifat formal ( ibadah ritual ), tapi juga aspek – aspek lain
            yang menyentuh segi – segi nyata kehidupan umat.

                Oleh karena itu setidaknya terdapat lima hal seseorang
            itu dapat dikatakan meningkat religiusitasnya dengan
            lima indikator. Kelima indikator  tersebut dapat  dicapai
            dengan sebuah usaha dan bimbingan secara terus menerus,
            dan dengan  bantuan  orang  lain.  Dengan  bimbingan  yang
            benar  maka  seseorang  akan  dapat   mencapai  kematangan
            dan peningkatan  religiusitas yang baik.  Adapun dimensi
            religiusitas dapat dijelaskan pada hal-hal di bawah ini;
               1.  Dimensi keyakinan (the ideological dimension, religious
                  belief),  yaitu  kepercayaan  yang  diyakini  individu
                  terhadap agama yang menjadi anutannya;
               2.  Dimensi peribadatan atau praktik agama (the ritualistic
                  dimension, religious practice),  yaitu dimensi yang
                  mengetengahkan tentang ritual dan aktivitas yang
                  dilakukan  sebagai   pengokoh   keyakinan   dalam
                  keagamaan;
               3.  Penghayatan  (the  experiential dimension, religious

                  feeling), yaitu pemahaman, pemikiran yang mendalam

             170
   172   173   174   175   176   177   178   179   180   181   182