Page 182 - Bimbingan Spiritual Logoterapi Kearifan Lokal
P. 182
Bimbingan Spiritual: Logoterapi Kearifan Lokal
mereka yakini dan diterapkan dalam kehidupannya.
Sebagaimana ungakapan Takmad sebagai berikut: ”Bebas...
sebodo bae garep nglakoni kayak apa bae...” ( Bebas.......
terserah saja mau menjalankan seperti apa saja). Bahkan
Nanto, menegaskan bahwa: ”prinsipe aja ngajar batur....
kita dewek gah durung tentu bener...... kembali kepada diri
kita masing-masing”. (Prinsipnya jangan ngajari teman......
diri kita sendiri saja belum tentu benar...maka kembali
kepada diri kita masing-masing).
Pernyataan ini menunjukkan bahwa untuk
menjalankan norma-norma yang berlaku, ketua komunitas
memberikan kebebasan para anggotanya yang mengenai
kebenaran perilaku yang dimunculkan sesuai dengan
norma-norma tersebut kepada diri anggota sendiri yang
menilai, mereka belajar sendiri benar dan salahnya.
Fungsi kontrol dalam komunitas Suku Dayak Hindu
Budha Bumi Segandu berdasarkan kesadaran diri masing-
masing individu anggotanya, ini bukan berarti ketua
tidak menjalankan pembinaan dan pengawasan kepada
anggotanya tidak berjalan. Ketua tetap memberikan
pembinaan dan pengawasan. Bila ada anggotanya yang
menyimpang dari norma-norma tersebut, ketua bisa
memberikan teguran dan saran-saran hanya sebagai
mengingatkan akan penyimpangan perilaku tersebut.
Teguran tersebut sifatnya tidak memaksa akan perilaku
anggotanya mau berubah atau tidak sesuai dengan
ajaran ngaji rasa yang dijalankannya. Sebagaimana yang
diungkapkan Takmad sebagai berikut: ”Prinsipe wong
rubah kelakuan atas dasar kesadaran dewk” (prinsipnya
orang merubah perilaku atas kesadaranya sendiri)
Sesuai dengan ajaran ngaji rasa sejarah alam yang
diyakini dan dijalankannya, para anggota mempunyai
keyakinan bahwa setiap perbuatan baik benar atau salah
alam yang akan menyeleksi dan membalasnya. Dengan
demikian sanksi tidak perlu diberlakukan, karena sanksi
175