Page 185 - Bimbingan Spiritual Logoterapi Kearifan Lokal
P. 185
Bimbingan Spiritual: Logoterapi Kearifan Lokal
Sejajarnya hubungan ketua dengan anggotanya tidak
membuat Takmad Diningrat merasa tidak dihormati atau
disegani, malah sebaliknya anggota semakin hormat
karena semua merasa dihargai, tidak ada perbedaan
perlakuan terhadap sesama anggota di komunitas Suku
Dayak Losarang Indramayu. Takmad Diningrat tidak
segan-segan memasak sendiri untuk keperluan bersama
keluarga dan para anggotanya yang sedang berkunjung.
Hal ini penulis rasakan langsung, beliau menyediakan
langsung seluruh hal-hal yang penulis pikir selayaknya
tamu, air minum, makanan, dan lain sebagainya. Takmad
Diningrat bahkan tidak segan-segan meyiapkan sendiri
bahan makanan, untuk keperluan tersebut.
Kedekatan hubungan diantara para anggota dengan
ketuanya maupun di antara sesama anggota ditunjukkan
dengan saling mengenalnya pada setiap individu. Para
anggota hampir semuanya mengenal dengan baik anggota
lainnya dalam perilaku, pekerjaan dan bahkan ada yang
mengetahui hal-hal yang dianggap pribadi bagi sebagian
orang seperti perilaku buruk kehidupan masa lalu salah
satu anggotanya. Keakraban anggota dalam komunitas
terlihat pada saat mereka kumpul seperti dalam keluarga.
Mereka tidak sungkan-sungkan untuk saling tegus sapa
bila bertemu dan dilanjutkan dengan saling mengobrol
satu dengan yang lainnya, seperti yang diungkapkan
Nanto dan Warji kepada peneliti, Nanto memaparkan
sebagai berikut: ”akrab, saling pada kenal ya wis biasa...
lamun ketemu pada nyapa lan pada ngobrol. Aja maning
karo anggota ... karo masyarakat bae gah membaur, lamun
ketemu karo kita-kitaan sing kenal ya pada nyapa” (Akrab,
saling mengenal ya sudah biasa.. kalau ketemu saling
menyapa dan juga saling berbincang. Jangankan dengan
anggota... dengan masyarakat saja juga membaur, kalau
bertemu dengan kami-kami yang sudah saling kenal ya
saling menyapa.)
178