Page 186 - Bimbingan Spiritual Logoterapi Kearifan Lokal
P. 186

Bimbingan Spiritual: Logoterapi Kearifan Lokal

                      Kedekatan itu bahkan menurut Warji, walaupun
                  dianggap sesuatu yang konyol oleh sebagian orang tetap
                  menjadi bentuk keakraban yang baik, tak ada dendam dan
                  sakit hati. Hal ini sebagaimana yang dituturkan oleh Warji;
                    Ya anu kah mas... sok sering wong dayak iku pada ngerjai
                    ning  batur-bature.  Sing  sering  mah  lamun ari  pada
                    ngumpul  mbuh  ana pertemuan  karo bapak Takmad
                    Diningrat atawa ntas  acara  jumaatan, ya iku ana bae
                    sing sok jail  baka nggawekena kopi sering  kuh gelas
                    kah mas diborei ceplik tua sing wis abang, kan lamun di
                    inung  kan kena lambe rasanekah pedes terus campur
                    karo panase kopi, coba mas wis ora bisa dibayangaken
                    rasae priben. Sing lewih parah maning mah mas......... kopi
                    sok dicampur kecubung,  ya wis nginung  pada mabok
                    kecubung.  Apa maning  mas sing  delap mah mantune
                    bapa, aja maning karo wong pada  dayake, bapak bae
                    kah sing dadi mertuae pernah dikerjai........

                    (Ya gitulah mas.....  sering  orang  suka membuat usil
                    sama teman-temannya sendiri.  Yang  sering  mah  kalau
                    lagi kumpul  entah ada  pertemuan dengan bapak  atau
                    selesai acara malam jumatan, yaitu ada saja yang suka
                    jail kalau menyiapkan kopi sering pinggir gelasnya mas...
                    diolesi cabe rawit yang sudah tua berwarna merah, kan
                    kalau diminum kena bibir terasa pedas terus bercampur
                    kopinya terasa panas, coba sudah tidak bisa dibayabgkan
                    bagaimana rasanya. Yang  lebih parah mas, kopi suka
                    dicampur dengan kecubung.  Apalagi menantunya pak
                    Takmad.. jangankan dengan orang  Dayaknya dengan
                    bapak mertuannya saja pernah ia kerjai.........)

                      Dari  pernyataan-pernyataan di  atas  terlihat  bahwa
                  hubungan-hubungan  di dalam komunitas  Suku  Dayak
                  Losarang tidak ada batasan-batasan,  artinya hubungan
                  yang  terjalin  antara individu-individu dengan  ketuanya
                  tidak  dibatasi oleh status  dalam  komunitas tersebut.
                  Mereka memandang semuanya sama, yaitu mendapatkan
                  perlakuan  yang  sama  di antara  sesama anggotanya.
                  Dengan demikian dapat  terjalin suasana  keakraban  di
                  anatara sesama anggota Dayak lainnya.

                                                                  179
   181   182   183   184   185   186   187   188   189   190   191