Page 173 - Bimbingan Spiritual Logoterapi Kearifan Lokal
P. 173
Bimbingan Spiritual: Logoterapi Kearifan Lokal
melibatkan masyarakat umum dan individu yang bersifat
umum berkembang menjadi kultus dan individualis
berkembang menjadi perdukunan. Perkembangan
masyarakat pada kenyataan selalu membawa bekas dari
unsur generasi terdahulu. Demikian pula perkembangan
kepercayaan dari tahap politeisme menjadi monoteisme.
Pada dasarnya manusia dikaruniai insting merendahkan
diri dan tunduk untuk menghormati dan mematuhi seseorang
atau sesuatu. Insting ini tampak dalam semua tahap
kehidupannya, sepanjang sejarah evolusinya. Dalam tahap
permulaan dan hal ini masih banyak tersisa pada banyak
bangsa adalah tunduk kepada batu dan sungai. Mereka
memuja alam semesta. Mereka tunduk pada orang yang
dianggap suci, dukun, rahib, jin, arwah leluhur, serta kepada
segala sesuatu yang sukar dicerna oleh akal. Itulah beberapa
hal yang menjadikan seseorang tunduk dan patuh pada
sesuatu sampai ketika datangnya wahyu dan kenabian pun,
menjadikan seseorang menemukan bagaimana beragama
untuk sampai kepada Tuhan pencipta alam semesta.
Al-Qur’an telah mengungkapkan bahwa Allah SWT
menyimpankan agama pada lubuk jiwa manusia. Dalam
Al-Kitab diwahyukan: “Hadapkanlah wajahmu dengan
lurus kepada Agama Allah, tetaplah atas fitrah Allah
yang telah menciptakan manusia sesuai dengan fitrah
itu (QS. 30: 30).
Di saat berbicara tentang para Nabi, Imam Ali menyebutkan
bahwa mereka diutus untuk mengingatkan manusia kepada
perjanjian, yang telah diikat oleh fitrah mereka, yang kelak
akan dituntut untuk memenuhinya. Perjanjian itu tidak
tercatat di atas kertas, tidak pula diucapkan oleh lidah,
melainkan terukir di dalam kalbu dan lubuk fitrah manusia,
dan di atas permukaan hati nurani serta kedalaman perasaan
bathiniah.
Lalu bagaimana, keberagamaan yang tampak pada alam
raya ini begitu bermacam-macam dari berbagai bentuk, cara,
aturan, dan tata ibadah, yang padahal semula berasal dari
166