Page 114 - Menelisik Pemikiran Islam
P. 114
kritik dan sekaligus anti-thesis terhadap paradigma
Ottomanisme. Sila yang dianggap kontroversial tentu saja
dengan dinyatakannya bahwa Turki menganut faham
sekuler. Pernyataan ini dinilai oleh dunia Islam lainnya
sebagai tindakan 'murtad' dalam pemikiran politik Islam.
Tetapi kalau gerakan Ataturk kita tempatkan dalam
perspektif sejarah, akan terlihat bahwa gerakannya
merupakan mata rantai yang berkesinambungan dengan
gerakan sebelumnya. Apa yang dilakukan Ataturk
merupakan pengejawantahan ide-ide gerakan modernisasi
dan westernisasi yang pernah dicanangkan oleh tokoh-
tokoh sebelumnya, terutama Ziya Gokalp.
Apa yang dirumuskan Gokalp di atas sampai kini
hampir tidak pernah ditentang oleh para intelektualTurki.
Hal ini mengisyaratkan bahwa secara cultural dan
intelektual Islam tetap bertahan dan bahkan sebagai
identitas bangsa Turki sampai hari ini. Bila semasa Ottoman
Islam telah mengalami ideologisasi untuk mendukung
ambisi kekuasaan, kini keislaman bangsa Turki lebih
bersifat individual dan cultural. Dengan ungkapan lain,
Ataturk, sebagaimana Gokalp, akan sependapat untuk
mengatakan "Islam-Yes, Negara Islam-No".
Yang secara tegas-tegas ditentang oleh gerakan
Ataturk adalah Ideologi Klerikisme, bukannya nilai-nilai
Islam. Bahkan dalam prateknya sikap Ataturk begitu
ekstrim mengikis warisan klerikisme Ottoman, hal ini tidak
bisa diingkari. Namun begitu, adakah cukup sah untuk
menghukum Ataturk sebagai pengkianat dan telah
membuat 'blunder' bagi perkembangan Islam di Turki
ataukah justeru Ia telah tampil sebagai penyelamat
Menelisik Pemikiran Islam | 107