Page 110 - Menelisik Pemikiran Islam
P. 110
kajian sejarah yang amat kaya sehingga tidak mungkin
tulisan singkat ini bisa manyajikan potret global yang
memadai. Namun begitu bisa saja kita membuat
karakterisasi keislaman bangsa Turki pada masa Ottoman,
meskipun bahaya simplifikasi dan reduksi tidak bisa
dielakkan.
Secara antropologis bangsa Turki kadangkala disebut
'war nation' ataupun 'war machine.' Hal ini terlihat dari
karir mereka dalam perluasan wilayah kekuasaan Ottoman
yang terbentang sejak dari Afrika, India, Persia dan bahkan
sampai Eropa.Sejak mulanya ideologi Ottomanisme dan
Islamisme saling kait berkait sedemikian rupa, keduanya
didukung oleh ethos dan keunggulan militer yang sulit
dicari tandingnya. Baik semasa Abasid maupun Seljuk
bangsa Turki ini telah dikenal sebagai pasukan berkuda
yang handal. Militansi kemiliteran ini ditopang oleh spirit
jihad melawan orang kafir Eropa sehingga dengan begitu
semangat penaklukan semakin berkobar.
Abad-16 merupakan masa puncak kejayaannya, yang
diikuti kemudian oleh berbagai krisis, dan berakhirlah
dinasti ini setelah mengalami kekalahan dalam Perang
Dunia I. Krisis ini datang dari dua jurusan dari dalam dan
dari luar.
Massa rakyat di bawah kekuasaan Ottoman adalah
kaum petani yang tidak mendapat pendidikan secara baik.
Dengan mengandalkan kontrol secara militer dan doktrin
ketaatan pada Sultan sebagai pemimpin agama, pada
mulanya rakyat secara mudah bisa dikuasai. Tetapi situasi
demikian tidak bertahan selamanya. Berbagai kelompok
agama, suku, dan bangsa yang bernaung di bawahnya lama
kelamaan berkembang sebagai ancaman, terutama setelah
Menelisik Pemikiran Islam | 103