Page 14 - Menelisik Pemikiran Islam
P. 14
tidak tergugah untuk mencoba kembali pada ajaran Islam
yang sesungguhnya. Mereka sangat terpenga-ruh sekali
oleh slogan “dunia adalah penjara orang-orang mukmin dan
surga orang-orang kafir, dan orang yang mencari kehidupan
dunia adalah ibarat seekor anjing”.
Demikianlah kondisi yang terjadi saat itu. Mereka tidak
mampu lagi menggunakan Al-Quran sebagai sumber
kehidupan, dan akal sebagai sarana menjawab tantangan
zaman. Sehingga pada akhirnya TBC (Takhayul, Bid’ah, dan
Churafat) menjangkit setiap jiwa Muslim. Akhlak
masyarakat menjadi rusak dan pondasi akidah pun
akhirnya rapuh. Kebenaran dan kebathilan saat itu
bercampur aduk antara amalan agama Islam, kebudayaan
yang salah dan agama lain. Ini disebabkan umat Islam hidup
dalam fanatisme yang sempit. Umat Islam saat itu masih
diwarnai oleh formalisme, ta’asub, dan sektarianisme.
Inilah beberapa sebab yang mendorng banyak kalangan
pada generasi-generasi berikutnya melakukan perubahan
dalam wacana ajaran Islam.
B. Benih-benih Pemurnian dan Pembaharuan
Ketika kondisi mansyarakat yang rapuh dan terjebak
dalam kondisi yang serba lemah tersebut, lahirlah sebuah
angin pembaharuan yang memberi perubahan besar dalam
tubuh Islam hingga akhir sekarang ini.
Muhammad bin Abdul wahab (115 H/1703-1972M)
menggemakan suara pembaharuannya di daerah Najad,
sebuah negri yang masih murni dalam menjalankan syariat
agama Islam. Melihat kondisi umat Islam yang ada pada
waktu itu mendesak dirinya untuk berusaha mengeluarkan
mereka dari nuansa yang serba gelap tanpa petunjuk.
Muslim saat itu terkena penyakit yang sangat parah dan
Menelisik Pemikiran Islam | 7