Page 138 - Evaluasi Pembelajaran
P. 138
3 0,65 1,30 1,65 0,35 0,79
4 0,71 1,42 1,71 0,29 0,83
5 0,75 1,50 1,75 0,25 0,86
6 0,80 1,60 1,80 0,20 0,89
Dari tabel di atas tampak bahwa koefisien reliabilitas
Spearman-Brown cenderung lebih tinggi dibandingkan
dengan koefisien korelasi antar belahan instrumen. Hal
ini disebabkan karena selisih antara angka (1+r 12)
sebagai faktor pembagi atau pembilang terhadap angka 2
r12 sebagai penyebut, akan semakin kecil. Fenomena ini
merupakan salah satu kelemahan sekaligus kritik bagi
penggunaan rumus Spearman Brown. Hasil perhitungan
koefisien reliabilitas menggunakan rumus Spearman-
Brown harus dimaknai secara lebih hati-hati, sehingga
dianggap koefisien reliabilitas sebenarnya berada di
bawah hasil yang diperoleh.
Contoh perhitungan menggunakan rumus Spearman-
Brown adalah sebagai berikut:
Misalnya kita akan mencari koefisien reliabilitas
angket berskala Likert sebanyak 10 butir dengan skala
penskoran antara 1-5, yang diujicobakan kepada 25
orang responden. Sebaran skor hasil ujicoba angket
adalah sebagai berikut:
Tabel 5.11. Contoh hasil ujicoba 10 butir angket berskala Likert
Total Total
Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 ganjil genap
(X) (Y)
1 3 4 5 3 3 2 4 3 4 5 19 17
2 4 5 3 2 3 4 3 3 4 4 17 18
3 5 4 5 4 3 4 4 5 2 3 19 20
4 2 3 2 1 2 3 2 3 2 1 10 11
5 3 2 3 3 2 3 4 3 2 3 14 14
127