Page 52 - Evaluasi Pembelajaran
P. 52

minat,  aspirasi,  dan  sebagainya.  Sedangkan  sebagai  alat
                 ukur  pengukuran  pendidikan,  non  tes  didefinisikan
                 sebagai  sekumpulan  pertanyaan  atau  pernyataan  yang
                 digunakan untuk mengukur hasil belajar afektif. Berbeda
                 dengan  tes,  maka  ciri  utama  non  tes  sebagai  alat  ukur
                 adalah  jawaban  responden  selalu  bernilai  benar  atau
                 dianggap bernilai benar. Sebagai contoh,  ketika seorang
                 peserta  didik    diberikan  pertanyaan  “Apakah  saudara
                 menyenangi mata pelajaran Matematika?”, maka jawaban
                 peserta  didik  akan  selalu  bernilai  benar  sekalipun
                 mereka  ada  yang  menjawab  “sangat  menyukai”,  “tidak
                 menyukai”,  “sangat  membenci”,  dan  sebagainya.  Contoh
                 lain  adalah  pola  respon  peserta  didik  terhadap
                 pertanyaan  “Sebutkan  cita-cita  kamu”,  maka  jawaban
                 peserta  didik  yang  mungkin  sangat  beragam  harus
                 dianggap sebagai jawaban yang bernilai benar.

                   Hasil  pengukuran  menggunakan  non  tes,  dapat
                 dinyatakan  secara  kualitatif  maupun  kuantitatif  dalam
                 bentuk   skor   tertentu   yang   menyatakan     suatu
                 kecenderungan.    Cara   pemberian    skor   terhadap
                 instrumen  non  tes  umumnya  menggunakan  skala
                 tertentu yang dibuat bergradasi. Misalkan untuk contoh
                 pertanyaan “Apakah saudara menyenangi mata pelajaran
                 Matematika?”,  yang  digunakan  untuk  mengukur  tingkat
                 atau kecenderungan minat peserta didik terhadap mata
                 pelajaran  Matematika.  Jika  kita  ingin  mengukur
                 kecenderungan minat yang positif, maka jawaban “sangat
                 menyukai” bisa diberikan skor 5, “menyukai” diberi skor
                 4, “Ragu-ragu” diberi skor 3, “tidak menyukai” diberi skor
                 2, dan “sangat tidak menyukai” diberi skor 1. Sebaliknya,
                 jika  kita  ingin  mengukur  kecenderungan  minat  yang
                 negative (misalkan tingkat ketidaksukaan terhadap mata
                 pelajaran Matematika), maka kita bisa menggunakan pola
                 pemberian skor sebaliknya, yakni “sangat menyukai” bisa
                 diberikan skor 1, “menyukai” diberi skor 2, “Ragu-ragu”
                 diberi skor 3, “tidak menyukai” diberi skor 4, dan “sangat


                                                                     41
   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56   57