Page 103 - Bibliosufistik Pada Jalan Tuhan Memancar Kedamaian
P. 103
dikehendaki-Nya, maka tauhid si hamba yang dikehendaki
itu adalah terhadap diri yang Fana Al-Fana di mana diri telah
berubah kepada dia yang Al-Haq.
Salah satu teorinya yang lain adalah adanya Nur
Muhammad. Al-Khallaj memandang kepada Nabi
Muhammad kepada dua bentuk yang berbeda satu sama lain.
Satu bentuk kepada nur Muhammad yang qodim yang telah
ada sebelum adanya yang maujud ini dan dari padanya
terpancar segala macam ilmu dan pengetahuan yang gaib.
Yang kedua adalah bentuk nabi yang diutus keadaannya
baru, dibatasi oleh tempat dan waktu dan dari sini lahir
kenabian dan kewalian.
Ide nur Muhammad itu menghendaki adanya Insan
Kamil sebagai manifestasi sempurna pada manusia. Dari sini
Al-Khallaj menampilkan insan kamil itu bukan pada diri Nabi
Muhammad sendiri tetapi kepada nabi Isa Al-Masih. Bagi Al-
Khallaj Isa Al-Masih adalah Al-Syahid ‘ala Wujudillah,
tempat tajalli dan berujudnya Tuhan. Demi-kian juga hidup
kewalian yang sesungguhnya ada pada kehidupan Isa Al-
Masih itu.
Dengan teori hulul dan insan kamil itu tidak dapat lagi
diberikan batas diri dan bahkan batas agama, ia berbicara
tentang roh universal dan jiwa universal. Oleh karena itu ia
berbicara tentang agama-agama dalam kesatuan yang tidak
berbeda antara yang satu dengan yang lain dan dengan satu
Tuhan untuk semuanya baik dahulu maupun sekarang.
Pembatasan-pembatasan dalam ibadah pun ditolak oleh Al-
Khallaj seperti adanya Ka’bah sebagai pusat haji.
Demikianlah antara lain ajaran-ajaran tasawuf Al-
Khallaj yang diwarnai oleh tauhid dan konsep hulul yang
menjadi inti dari seluruh ajaran tasawufnya.
90 | Asep Solikin