Page 106 - Bibliosufistik Pada Jalan Tuhan Memancar Kedamaian
P. 106
IMAM AL-GHAZALI (Wafat 505 H./1111M)
“Tasawuf menghimpun akidah, syariat dan akhlak dalam
satu sistematika yang kuat dan amat berbobot. Berbobotnya
tasawuf itu karena teori tasawuf lahir dari kajian dan
pengalaman setelah melaksanakan suluk dalam riyadhoh
dan mujahadah yang intensif dan berkesinambungan”
Dalam pandangan sebagian Sufi ia dipandang sebagai
imam para sufi yang mampu meluruskan hakekat sufi itu
sendiri yang banyak mengalami kerusakan makna. Ia dikenal
dengan Al-Ghazali karena ayahnya adalah seorang pekerja
pemintal tenun wol dan ia pula karena berasal dari desa
Ghazalah. Nama aslinya adalah Abu Hamid Muhammad Ibnu
Muhammad Ibnu Ahmad dilahirkan pada tahun 450 H/1059
di Thus daerah Khurasan. Keluarganya tergolong dalam
keluarga yang taat beragama dan tergolong pula sufi.
Ahmad Ibnu Muhammad Al-Razkani Al-Thusi adalah
pendidik awal Imam Al-Ghazali semenjak ia masih kecil.
Kecerdasan Al-Ghazali yang luar biasa selalu menjadi
pembicaraan gurunya. Ia sangat disayangi karena mudahnya
dalam menerima ilmu pengetahuan. Setelah dirasa cukup, ia
pergi melanjutkan pembelajarannya ke Jurjan dan memasuki
lembaga pendidikan yang dipimpin oleh Al-Nashr Al-Ismaili
dengan mata pelajaran yang lebih luas meliputi semua
bidang agama dan bahasa. Setelah tamat di sini ia kembali ke
Thus dan mengkaji ulang atas semua yang telah ia pelajari
sambil belajar tasawuf dengan Syekh Yusuf Al-Nassaj.
Setelah dua atau tiga tahun ia di Thus, ia berangkat
kembali melanjutkan dan sekali ini ia ke Nijsyapur belajar
kepada Abul Maal Al-Juwaini yang bergelar Imam Haramain,
dalam beberapa bidang ilmu pengetahuan keIslaman. Di
Bibliosufistik | 93