Page 102 - Bibliosufistik Pada Jalan Tuhan Memancar Kedamaian
P. 102

hululnya Tuhan dalam dirinya, atau dengan kata lain Tuhan
               menitis kepada hamba yang dipilihnya melalui titik sentral
               manusia yaitu roh.
                    Ungkapannya  yang  sangat  masyhur  adalah;  “Telah
               berbaur rohmu dengan rohku, laksana berbaurnya khamar
               dan air bening, bila menyentuhmu tersentuhlah Aku, sebab
               engkau  adalah  Aku  dalam  segala  hal,  Akulah  orang  yang
               kurindui,  dan  orang  kurindui  adalah  Aku,  kamu  dua  roh
               bersatu dalam badan, kalau engkau lihat Aku engkau lihat
               dia, bila engkau lihat dia terlihat kami semua”

               Ajaran-ajaran Al-Hallaj
                   Sesuai dengan ajarannya, maka tatkala ia mengatakan
               “Aku    adalah   Al-Haq”   bukanlah   Al-Khallaj   yang
               mengucapkan  kata-kata  itu,  tetapi  roh  Tuhan  yang
               mengambil  tempat  dalam  dirinya.  Sementara  itu  hululnya
               Tuhan  kepada  manusia  erat  kaitannya  dengan  maqomat
               sebagaimana telah disebutkan, terutama maqom fana. Fana
               bagi  Al-Khallaj  mengandung  tiga  tingkatan:  Pertama;
               tingkatan  memfanakan  semua  kecenderungan  dalam  jiwa
               dan  keinginannya.  Kedua;  tingkatan  memfanakan  semua
               pemikiran,  khayalan,  perasaan,  dan  perbuatan  hingga
               tersimpul  semata-mata  hanya  kepada  Allah,  dan  ketiga;
               tingkat  menghilang  semua  kekuatan  pikir  dan  kesadaran.
               Dari tingkat fana dilanjutkan fana al-fana, peleburan wujud
               jati manusia menjadi sadar ketuhanan melarut dalam hulul
               sehingga yang disadarinya hanya Tuhan.
                   Karena Tuhan adalah wahid, ahad, wahiid dan muwahid
               maka  pada  dasarnya  tidak  ada  yang  mengesakan  Allah
               kecuali Allah itu sendiri. Selama manusia mengaku kedirian-
               Nya  dalam  mengesakan  Allah  itu,  selama  itu  pula  belum
               bertauhid  dan  masih  dalam  keadan  syirik  khaufi.  Oleh
               karena  Tuhan  melarut  dalam  diri  hamba-Nya  yang


                                                        Bibliosufistik | 89
   97   98   99   100   101   102   103   104   105   106   107