Page 318 - Bibliosufistik Pada Jalan Tuhan Memancar Kedamaian
P. 318
Lalu datangilah tempat di mana jamaah kamu sering
mengagumimu. Katakan juga pada mereka, "Siapa yang mau
menampar mukaku, aku beri satu kantung kacang!""
"Subhanallah, masya Allah, Lailahailallah," kata murid itu
terkejut.
Bayazid berkata, "Jika kalimat-kalimat suci itu
diucapkan oleh orang kafir, ia berubah menjadi mukmin.
Tapi kalau kalimat itu diucapkan oleh seorang sepertimu,
kamu berubah dari mukmin menjadi kafir." Murid itu
keheranan, "Mengapa bisa begitu?" Bayazid menjawab,
"Karena kelihatannya kamu sedang memuji Allah, padahal
sebenarnya kamu sedang memuji dirimu.
Ketika kamu katakan: Tuhan mahasuci, seakan-akan
kamu mensucikan Tuhan padahal kamu menonjolkan
kesucian dirimu." "Kalau begitu," murid itu kembali
meminta, "berilah saya nasihat lain."
Bayazid menjawab, "Bukankah aku sudah bilang, kamu
takkan mampu melakukannya!" Sahabatku. Kisah sufi ini
mengandung pelajaran yang amat berharga. Bayazid
mengajarkan bahwa orang yang sering beribadat mudah
terkena penyakit ujub dan takabur. "Hati-hatilah kalian
dengan ujub," pesan Iblis.
Dahulu, Iblis beribadat ribuan tahun kepada Allah.
Tetapi karena takaburnya terhadap Adam, Tuhan
menjatuhkan Iblis ke derajat yang serendah-rendahnya.
Takabur dapat terjadi karena amal atau kedudukan kita. Kita
sering merasa menjadi orang yang penting dan mulia.
Bayazid menyuruh kita menjadi orang hina agar ego dan
keinginan kita untuk menonjol dan dihormati segera hancur,
yang tersisa adalah perasaan tawadhu dan kerendah-hatian.
Hanya dengan itu kita bisa mencapai hadirat Allah swt.
Bibliosufistik | 305