Page 317 - Bibliosufistik Pada Jalan Tuhan Memancar Kedamaian
P. 317
UJUB DAN TAKABUR
Di samping seorang sufi, Bayazid juga adalah pengajar
tasawuf. Di antara jamaahnya, ada seorang santri yang juga
memiliki murid yang banyak. Santri itu juga menjadi Kyai
bagi jamaahnya sendiri. Karena telah memiliki murid, santri
ini selalu memakai pakaian yang menunjukkan
kesalehannya, seperti baju putih, serban, dan wewangian
tertentu.
Suatu saat, muridnya itu mengadu kepada Bayazid,
"Tuan Guru, saya sudah beribadat tiga puluh tahun lamanya.
Saya shalat setiap malam dan puasa setiap hari, tapi
anehnya, saya belum mengalami pengalaman ruhani yang
Tuan Guru ceritakan.
Saya tidak pernah saksikan apa-pun yang Tuan pernah
gambarkan." Bayazid menjawab, "Sekiranya kamu beribadat
selama tiga ratus tahun pun, kamu tidak akan mencapai satu
butir pun debu mukasyafah dalam hidupmu." Murid itu
heran, "Mengapa, ya Tuan Guru?" "Karena kamu tertutup
oleh dirimu," jawab Bayazid. "Bisakah kamu obati aku agar
hijab itu tersingkap?" pinta sang murid. "Bisa," ucap Bayazid,
"tapi kamu tidak mungkin akan melakukannya." "Tentu saja
akan aku lakukan," sanggah murid itu. "Baiklah kalau
begitu," kata Bayazid, "sekarang tanggalkan pakaianmu.
Sebagai gantinya, pakailah baju yang lusuh, sobek, dan
compang-camping. Gantungkan di lehermu kantung berisi
kacang. Pergilah kamu ke pasar, kumpulkan sebanyak
mungkin anak-anak kecil di sana. Katakan pada mereka, "Hai
anak-anak, barangsiapa di antara kalian yang mau
menampar aku satu kali, aku beri satu kantung kacang."
304 | Asep Solikin