Page 66 - Bibliosufistik Pada Jalan Tuhan Memancar Kedamaian
P. 66

dunia  akan  terusir.  Sebab  kalbu  tidak  akan  dikalahkan
               kecuali oleh rasa takut. Sesungguhya apabila harapan telah
               melimpah dalam kalbu, musnahlah kalbu.
                   Al-Wasith menegaskan “Takut dan harap adalah kendali
               bagi  diri  tidak  dibiarkan  dengan  kesia-siannya.  “ia  pun
               berkata” jika Tuhan menguasai wujud manusia yang paling
               dalam, maka harapan dan ketakutan tidak akan tersisa lagi.
               Sebab takut dan harap itu sendiri merupakan akibat-akibat
               belaka dari rasa indera hukum kemanusiaan.
               Harapan
                   Faris  menegaskan,  “Hati para  perindu disinari  dengan
               cahaya  Allah  Swt.    Manakala  gairah  kerinduan  mereka
               membara,  dan  Allah  Swt.  Menampakkan  kepada  malaikat-
               malaikatnya  seraya  berfirman  mereka  adalah  perindu-
               perindu  kepada-Ku,  Aku  bersaksi  kepada  kalian  bahwa
               sesungguhnya Aku lebih rindu kepada mereka”.
                   Para  perindu  saling  merasakan  manisnya  kematian
               ketika  menjemputnya.  Semata  karena  pertemuan  telah
               terbuka melebihi manisnya penyaksian.
                   Rindu  adalah  maqam  atau  tingkatan  teragung  bagi
               seorang arif manakala telah terwujud di dalamnya. Manakala
               diri telah mencapai kerinduan dia akan menjadi lupa pada
               sesuatu yang menjauhkan diri dari yang dirinduinya.

               Rindu
                   Rindu yang dimaksud dalam dunia sufi adalah keadaan
               gairah  hati  yang  berharap  untuk  berjumpa  dengan  Allah.
               Sedangkan kadar kerinduan tersebut tiada tara besarnya.

                   Semua  kaum  sufi  mempunyai  tahap  ini.  Merindukan.
               Namun tidak semuanya mengalami tahap gelora, dan siapa
               saja  yang  memasuki  gelora  ini,  justru  ia  akan  linglung


                                                        Bibliosufistik | 53
   61   62   63   64   65   66   67   68   69   70   71