Page 218 - BK PRIBADI SOSIAL Biblioterapi, Melalui Kisah Pribadi Diasah
P. 218
mengundang penyakit. Resistensi kita, penolakan kita untuk
ikut mengalir bersama kehidupan membuat kita sakit.
Yang namanya usaha, pasti ada pasang surutnya. Dalam
hal berumah-tangga, bentrokan-bentrokan kecil itu memang
wajar, lumrah. Persahabatan pun tidak selalu langgeng, tidak
abadi. Apa sih yang langgeng, yang abadi dalam hidup ini?
Kita tidak menyadari sifat kehidupan. Kita ingin
mempertahankan suatu keadaan. Kemudian kita gagal,
kecewa dan menderita. “Penyakitmu itu bisa disembuhkan,
asal kamu ingin sembuh dan bersedia mengikuti
petunjukku.” demikian ujar sang Ustad.
“Tidak Ustad, tidak. Saya sudah betul-betul jenuh. Tidak,
saya tidak ingin hidup.” pria itu menolak tawaran sang Ustad.
“Jadi kamu tidak ingin sembuh. Kamu betul-betul ingin
mati?” “Ya, memang saya sudah bosan hidup.” “Baik, besok
sore kamu akan mati. Ambillah botol obat ini. Setengah botol
diminum malam ini, setengah botol lagi besok sore jam
enam, dan jam delapan malam kau akan mati dengan
tenang.”
Giliran dia menjadi bingung. Setiap Ustad yang ia
datangi selama ini selalu berupaya untuk memberikannya
semangat untuk hidup. Tapi ustadz yang satu ini aneh. malah
Ia bahkan menawarkan racun. Tetapi, karena ia memang
sudah betul-betul jenuh, ia menerimanya dengan senang
hati.
Pulang kerumah, ia langsung menghabiskan setengah
botol racun yang disebut “obat” oleh Ustad edan itu. Dan, ia
merasakan ketenangan sebagaimana tidak pernah ia
rasakan sebelumnya. Begitu rileks, begitu santai! Tinggal 1
malam, 1 hari, dan ia akan mati. Ia akan terbebaskan dari
segala macam masalah.
207