Page 86 - BK PRIBADI SOSIAL Biblioterapi, Melalui Kisah Pribadi Diasah
P. 86
4) Suara. Tidak rendahnya suara yang
diperdengarkan dapat digunakan pendongeng
untuk membawa audience merasakan situasi
dari cerita yang didongengkan. Pendongeng
biasanya akan meninggikan intonasi suaranya
untuk merefleksikan cerita yang mulai
memasuki tahap yang menegangkan.
Kemudian kembali menurunkan ke posisi datar
saat cerita kembali pada situasi semula. Selain
itu, pendongeng profesional biasanya mampu
menirukan suara-suara dari karakter tokoh
yang didongengkan. Misalnya suara ayam,
suara pintu yang terbuka.
5) Kecepatan. Pendongeng harus dapat menjaga
kecepatan atau tempo pada saat storytelling.
Jaga agar kecepatan dalam berbicara selalu ada
dalam tempo yang sama atau ajeg.
6) Alat Peraga. Untuk menarik minat anak-anak
dalam proses storytelling, perlu adanya alat
peraga seperti misalnya boneka kecil yang
dipakai di tangan untuk mewakili tokoh yang
sedang menjadi materi dongeng. Selain boneka,
dapat juga dengan cara memakai kostum-
kostum hewan yang lucu, intinya membuat
anak merasa ingin tahu dengan materi dongeng
yang akan disajikan.
c. Sesudah kegiatan storytelling selesai
Ketika proses storytelling sudah selesai
dilaksanakan, tibalah saatnya bagi pendongeng
untuk mengevaluasi cerita. Maksudnya,
pendongeng menanyakan kepada audience tentang
75