Page 22 - Bimbingan Karir Paradigma, Dimensi, dan Problematika Perencanaan Karir
P. 22
menerima resiko dari tindakan atau perbuatan yang
dilakukan. Seperti mau menerima resiko secara
wajar, cuci tangan, atau melarikan diri dari resiko
yang dihadapi.
f. Sosiabilitas; yaitu disposisi pribadi yang berkai-
tan dengan hubungan interpersonal. Seperti: sifat
pribadi yang terbuka atau tertutup dan kemampuan
berkomunikasi dengan orang lain.
Untuk kepentingan layanan bimbingan dan konseling
dan dalam upaya memahami dan mengembangkan
perilaku individu yang dilayani (klien) maka konselor harus
dapat memahami dan mengembangkan setiap motif dan
motivasi yang melatarbelakangi perilaku individu yang
dilayaninya (klien). Selain itu, seorang konselor juga harus
dapat mengidentifikasi aspek-aspek potensi bawaan dan
menjadikannya sebagai modal untuk memperoleh kesuksesan
dan kebahagian hidup kliennya. Begitu pula, konselor sedapat
mungkin mampu menyediakan lingkungan yang kondusif
bagi pengembangan segenap potensi bawaan kliennya.
Terkait dengan upaya pengembangan belajar klien, konselor
dituntut untuk memahami tentang aspek-aspek dalam belajar
serta berbagai teori belajar yang mendasarinya. Berkenaan
dengan upaya pengembangan kepribadian klien, konselor
kiranya perlu memahami tentang karakteristik dan keunikan
kepribadian kliennya. Oleh karena itu, agar konselor benar-
benar dapat menguasai landasan psikologis, setidaknya
terdapat empat bidang psikologi yang harus dikuasai dengan
baik, yaitu bidang psikologi umum, psikologi perkembangan,
psikologi belajar atau psikologi pendidikan dan psikologi
kepribadian.
3. Landasan Sosial-Budaya
Landasan sosial-budaya merupakan landasan yang
dapat memberikan pemahaman kepada konselor tentang
dimensi kesosialan dan dimensi kebudayaan sebagai faktor
Paradigma, Dimensi, dan Problematika Perencanaan Karir 9