Page 8 - Bimbingan Karir Paradigma, Dimensi, dan Problematika Perencanaan Karir
P. 8
meninggalkan bangku sekolah. Hoyt (2001) mengemukakan
ada empat kebutuhan utama yaitu kebutuhaan untuk: (1)
merencanakan pendidikan pasca sekolah menengah yang
berorientasi karir, (2) memperoleh ketrampilan umum dalam
cakap kerja, adaptasi kerja, dan peningkatan kerja sehingga
mampu mengikuti perubahan dunia kerja setelah dewasa,
(3) penekanan pentingnya nilai-nilai kerja, (4) merencanakan
cara-cara menyibukkan diri dalam pekerjaan sebagai bagian
dari keseluruhan perkembangan karir.
Pergeseran paradigma sebagaimana dikemukakan di
atas, pada gilirannya akan menuntut penggunaan strategi
bimbingan karir yang dipandang sesuai dengan tuntutan
sebagai suatu cara yang dilakukan untuk membantu peserta
didik dalam mewujudkan dirinya secara optimal Strategi
bimbingan karir harus dilaksanakan secara holistik dengan
memperhatikan berbagai dimensi yang saling terkait baik
internal maupun eksternal di dunia pendidikan. Paradigma
bimbingan karir tidak lagi berorientasi bagaimana membantu
peserta didik memperoleh pekerjaan di masa mendatang,
akan tetapi bagaimana membantu mereka untuk mampu
beradaptasi dengan tuntutan yang berkembang di era abad
21.
Terkait dengan hal itu, para mahasiswa S-3 program Pasca
Sarjana UPI Bandung yang mengambil mata kuliah “Bimbingan
dan Konseling Karir, telah malakukan kajian lapangan dan
telaahan kepustakaan yang menyangkut tinjauan berbagai
kecenderungan karir dan bimbingan karir memasuki abad
21 serta implikasinya dalam pelaksanaan bimbingan karir
di sekolah. Kajian difokuskan pada peluang dan tantangan
yang terjadi dalam abad 21 atau millennium ketiga. Berbagai
dinamika perubahan banyak terjadi di era ini antara lain
mengenai perkembangan pola-pola globalisasi dengan segala
karakteristiknya yang kemudian berpengaruh terhadap pola-
pola karir yang dalam hal tertentu berbeda dibandingkan
dengan era sebelumnya. Semua kondisi itu menuntut kualitas
vii