Page 151 - Bibliospiritual Menemukan Makna Dalam Kata Terbaca
P. 151
Si buta pertama mewakili mereka yang terselubungi
kegelapan batin, keangkuhan, kebebalan, ego, dan
kemarahan. Selalu menunjuk ke arah orang lain, tidak sadar
bahwa lebih banyak jarinya yang menunjuk ke arah dirinya
sendiri. Dalam perjalanan “pulang”, ia belajar menjadi bijak
melalui peristiwa demi peristiwa yang dialaminya. Ia
menjadi lebih rendah hati karena menyadari kebutaannya
dan dengan adanya belas kasih dari pihak lain. Ia juga
belajar menjadi pemaaf.
Penabrak pertama mewakili orang-orang pada
umumnya, yang kurang kesadaran, yang kurang peduli.
Kadang, mereka memilih untuk “membuta” walaupun
mereka bisa melihat. Penabrak kedua mewakili mereka
yang seolah bertentangan dengan kita, yang sebetulnya
menunjukkan kekeliruan kita, sengaja atau tidak sengaja.
Mereka bisa menjadi guru-guru terbaik kita. Tak seorang
pun yang mau jadi buta, sudah selayaknya kita saling
memaklumi dan saling membantu.
Orang buta kedua mewakili mereka yang sama-sama
gelap batin dengan kita. Betapa sulitnya menyalakan pelita
kalau kita bahkan tidak bisa melihat pelitanya. Orang buta
sulit menuntun orang buta lainnya. Itulah pentingnya untuk
terus belajar agar kita menjadi makin melek, semakin
bijaksana.
Orang terakhir yang lewat mewakili mereka yang
cukup sadar akan pentingnya memiliki pelita
kebijaksanaan.
Sudahkah kita sulut pelita dalam diri kita masing-
masing? Jika sudah, apakah nyalanya masih terang, atau
bahkan nyaris padam? JADILAH PELITA, bagi diri kita
sendiri dan sekitar kita.
138 | Bibliospiritual: Menemukan Makna dalam Kata Terbaca