Page 147 - Bibliospiritual Menemukan Makna Dalam Kata Terbaca
P. 147

CANGKIR YANG CANTIK




              “Aku melihat diriku. Aku terkejut sekali. Aku hampir tidak
             percaya, karena di hadapanku berdiri sebuah cangkir yang
             begitu cantik.  Semua kesakitan dan penderitaanku yang lalu
                       menjadi sirna tatkala kulihat diriku.”


            S
                epasang kakek dan nenek pergi belanja di sebuah toko
                suvenir  untuk  mencari  hadiah  buat  cucu  mereka.
            Kemudian  mata  mereka  tertuju  kepada  sebuah  cangkir
            yang  cantik.  “Lihat  cangkir  itu,”  kata  si  nenek  kepada
            suaminya. “Kau benar, inilah cangkir tercantik yang pernah
            aku lihat,” ujar si kakek.
                 Saat  mereka  mendekati  cangkir  itu,  tiba-tiba  cangkir
            yang    dimaksud   berbicara   “Terima   kasih   untuk
            perhatiannya,  perlu  diketahui  bahwa  aku  dulunya  tidak
            cantik.  Sebelum  menjadi  cangkir  yang  dikagumi,  aku
            hanyalah  seonggok  tanah  liat  yang  tidak  berguna.  Namun
            suatu  hari  ada  seorang  pengrajin  dengan  tangan  kotor
            melempar aku ke sebuah roda berputar.

                 Kemudian  ia  mulai  memutar-mutar  aku  hingga  aku
            merasa pusing. Stop! Stop! Aku berteriak, Tetapi orang itu
            berkata  “belum!”  lalu  ia  mulai  menyodok  dan  meninjuku
            berulang-ulang.  Stop!  Stop!  teriakku  lagi.  Tapi  orang  ini
            masih  saja  meninjuku,  tanpa  menghiraukan  teriakanku.
            Bahkan  lebih  buruk  lagi  ia  memasukkan  aku  ke  dalam



            134 | Bibliospiritual: Menemukan Makna dalam Kata Terbaca
   142   143   144   145   146   147   148   149   150   151   152