Page 195 - Bibliospiritual Menemukan Makna Dalam Kata Terbaca
P. 195
agar menjauh dan mengatakan bahwa makhluk yang tolol
tak mungkin mampu berbuat sesuatu untuk menolongnya.
Si Kerbau tidak banyak bicara, dia hanya berdiri,
kemudian kencing tepat diatas burung tersebut. Si Burung
Pipit semakin marah dan memaki maki si Kerbau. Lagi-lagi
Si kerbau tidak bicara, dia maju satu langkah lagi, dan
mengeluarkan kotoran ke atas tubuh si burung.Seketika itu
si Burung tidak dapat bicara karena tertimbun kotoran
kerbau. Si Burung mengira lagi bahwa mati tak bisa
bernapas.Namun perlahan lahan, dia merasakan
kehangatan, salju yang membeku pada bulunya pelan pelan
meleleh oleh hangatnya tahi kerbau, dia dapat bernapas
lega dan melihat kembali langit yang cerah. Si Burung Pipit
berteriak kegirangan, bernyanyi keras sepuas-puasnyanya.
Mendengar ada suara burung bernyanyi, seekor anak
kucing menghampiri sumber suara, mengulurkan
tangannya, mengais tubuh si burung dan kemudian
menimang-nimang, menjilati, mengelus dan membersihkan
sisa-sisa salju yang masih menempel pada bulu si burung.
Begitu bulunya bersih, Si Burung bernyanyi dan
menari kegirangan, dia mengira telah mendapatkan teman
yang ramah dan baik hati. Namun apa yang terjadi
kemudian, seketika itu juga dunia terasa gelap gulita bagi si
Burung, dan tamatlah riwayat si Burung Pipit ditelan oleh si
Anak Kucing.
“Orang yang benar-benar hebat adalah orang
yang membuat setiap orang merasa hebat.”
G. K. Chesterton
182 | Bibliospiritual: Menemukan Makna dalam Kata Terbaca