Page 208 - Bibliospiritual Menemukan Makna Dalam Kata Terbaca
P. 208
KEBUN - KEBUN ANGGUR YANG MUSNAH
“Terduduk di pinggir tanahnya yang porak poranda, lelaki
zhalim itu menyadari bahwa seluruh kekayaannya telah
musnah binasa. Tanpa terasa, dibolak – baliknya tangannya
sebagai sebuah penyelesalan mengingat segala biaya yang
sudah dikeluarkannya selama ini untuk mengolah dan
memelihara kebun serta ladangnya.”
P
ada zaman dahulu, hiduplah seorang lelaki yang
memiliki dua kebun yang luas dan lapang. Kebun –
kebun itu ditanaminya dengan pohon anggur. Diantara
kedua kebun ini terdapat sebuah ladang yang juga cukup
luas. Ladang ini seolah – olah menjadi pemisah bagi kedua
kebun anggur tersebut. Oleh pemiliknya, disekeliling kedua
kebun anggur ini lantas ditanaminya dengan pohon – pohon
kurma pilihan sebagai pagar.
Kebun – kebun dan ladang ini segera saja tumbuh lebat
dan menghasilkan banyak buah – buahan. Buah – buahan
yang dihasilkan adalah buah – buah yang segar, besar dan
seperti tidak pernah ada habisnya.
Melihat itu semua, menjadi senanglah hati Lelaki sang
Pemilik Kebun. Apalagi diantara kedua kebun ini juga
mengalir pula sebuah sungai kecil yang jernih airnya.
Gemercik air sungai yang mengalir itu terdengar merdu dan
Bibliospiritual: Menemukan Makna dalam Kata Terbaca | 195

