Page 210 - Bibliospiritual Menemukan Makna Dalam Kata Terbaca
P. 210
tak akan tiba." Lalu diteruskannya perkataannya yang
penuh ketakaburan itu.
"Melihat kekayaan dan kedudukanku di tengah
masyarakat, aku yakin seandainya ada kebangkitan dan
kehidupan kembali, dan aku dikembalikan kepada Tuhanku,
maka tentu aku akan berada disisiNya dengan kemuliaan
dan keutamaan. Di sana Tuhanku akan memberi ganjaran
yang lebih baik pula dari kebun ini. Karena Tuhanku telah
memuliakanku dengan kebun ini, tentulah Tuhanku akan
memberi kemuliaan pula kelak." Pikir Lelaki tersebut
dengan sombong.
Omongan semacam ini juga diutarakannya pada
kawannya yang mukmin sebagai sebuah ejekan. Dia ingin
menunjukkan bahwa karena bekal kekayaannya jauh lebih
banyak, maka ia lebih mulia dan utama dari si mukmin.
Kawannya yang mukmin tak sedikit pun terpukau
dengan kekayaan temannya. Ia justru memahami
bagaimana temannya ini telah jatuh kedalam perilaku
zhalim. Maka dinasehatinya sang teman. "Apakah kamu
akan kafir pada Tuhan yang telah menciptakan kamu dari
tanah, lalu dari setetes air mani, lalu dia menjadikan kamu
seorang laki – laki yang sempurna? Adapun aku, aku
percaya bahwa Dialah Allah, Tuhanku. Dan aku tidak
mempersekutukan seorangpun dengan Tuhanku." Kata
sang Mukmin. Temannya terdiam sejenak mendengar
ucapan itu. Ketika itu kawannya yang mukmin
menambahkan nasehatnya.
“Dan saat memasuki kebun, mengapa kamu tidak
mengucapkan Masya Allah, laa hawla wa laa quwwata illaa
billah (sesungguhnya semua ini terwujud atas kehendak
Allah. Dan tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan
Bibliospiritual: Menemukan Makna dalam Kata Terbaca | 197

