Page 209 - Bibliospiritual Menemukan Makna Dalam Kata Terbaca
P. 209
menyenangkan. Sungguh, kebun dan ladang lelaki ini benar
– benar indah dan membanggakan hati pemiliknya.
Karena melimpahnya hasil kebun – kebun dan
ladangnya, Lelaki ini segera menjadi orang kaya raya yang
disegani. Pengikutnya pun banyak. Mereka semua adalah
orang yang terkagum – kagum pada kekayaan sang Lelaki
tersebut.
Sementara itu sang pemilik dua kebun juga memiliki
seorang kawan yang saleh dan taat kepada Allah. Kawannya
ini juga memiliki kebun anggur. Kebun itu diolah dan
dipeliharanya dengan baik dan sungguh – sungguh. Hanya
sayangnya, hasil kebun sang kawan tidaklah sebanyak dan
sebagus hasil kebun milik lelaki pertama.
Kadangkala dalam satu dua kesempatan, mereka
bertemu dan bercengkrama. Biasanya, lelaki pertama akan
menyombongkan kekayaannya. "Ah, masih sedikit saja hasil
kebunmu kawan? Kasihan sekali. Kau lihat? Hartaku jauh
lebih banyak dari hartamu dan pengikutku juga banyak."
Kata sang Lelaki Pemilik dua Kebun.
Kawannya tidak begitu memperdulikan omongan itu,
karena ia merasa telah mengolah kebunnya dengan sebaik –
baiknya. Kalau hasilnya tidak sebaik dan sebanyak hasil
kebun temannya itu, ia yakin bahwa itu adalah ketetapan
Allah yang sudah diperuntukkan baginya.
Kesombongan lelaki ini rupanya semakin menjadi –
jadi. Sehingga dia menjadi orang yang kufur atas nikmat
Allah. Pada suatu hari, lelaki ini memasuki kebunnya
dengan congkak lalu ia berkata, "Ah, kebunku yang indah.
Aku dapat merasakan bahwa kebun ini tidak akan binasa
untuk selama – lamanya. Bahkan hari kiamat pun kuyakin
196 | Bibliospiritual: Menemukan Makna dalam Kata Terbaca

