Page 27 - Bibliospiritual Menemukan Makna Dalam Kata Terbaca
P. 27
Keempat dimensi kesehatan ini pula telah diadopsi oleh The
American Psychiatric Association dengan paradigm
pendekatan bio-psycho-social-spiritual, yang dilandasi oleh
pengakuan dan keyakinan bahwa agama/spiritual adalah
fithrah yang mengandung nilai-nilai moral, etika, dan
hukum. Ini bermakna seseorang yang taat hukum berarti
bermoral dan beretika; seseorang yang bermoral dan
beretika berarti ia beragama (no religion without moral, no
moral without law).
Dalam perspektif bimbingan dan konseling manusia
diyakini memiliki kemampuan untuk berpikir dan sosial
yang tinggi, perasaan dan nafsu yang kuat, dan hati yang
dalam. Sehingga ia mampu mengembangkan ilmu
pengetahuan, mampu menata masyarakat yang rukun dan
damai, mampu menikamati keindahan dengan art yang
tinggi, mampu menghayati, menguasai, dan melaksanakan
nilai-nilai moral, membedakan mana yang baik dan makan
yang buruk. Namun manusia juga dilengkapi dengan nafsu,
dorongan, dan keinginan yang terkadang mengarah kepada
hal-hal yang negatif dan menyimpang dari aturan Sang
pencipta.
Pada hakikatnya manusia adalah makhluk
beragama (homoreligius) dan fithrahnya manusia adalah
makhluk spiritual yang selalu berupaya untuk senantiasa
ada dalam kondisi mental yang sehat, agar hidup bahagia,
lahir dan batin. Ia memiliki potensi kecerdasan spiritual
yang sempurna untuk meraih ‘spiritual wellness”, yaitu
kebahagiaan hidup sejati sebagai wujud karunia Ilahi.
Untuk itulah layanan BK sebagai sebuah bentuk hubungan
interpersonal seyogyanya berpegang pada nilai-nilai agama
saat membantu, mengarahkan, dan memandu individu
untuk mengembangkan kecerdasan spiritual hingga
14 | Bibliospiritual: Menemukan Makna dalam Kata Terbaca