Page 86 - Membangun Pendidikan Berkualitas Di Era Pandemi
P. 86
Dwi Sari Usop, M.Si |
dengan semua hal. Semua bisa menjadi indikator
kebahagiaan dan anatara satu indikator berkaitan dengan
indikator lainnya. Bahagia itu sederhana karena bahagia itu
ada di hati. Artinya, perasan dan emosional yang berperan
untuk merasakan bahagia. Bahagia itu sendiri adalah rasa.
Untuk merasakan sesuatu tidak perlu biaya (gratis). Ada
banyak kebahagiaan yang mudah didapat tanpa biaya,
seperti memiliki keluarga, memiliki benda-benda yang
dapat dimanfaatkan, memiliki teman atau sahabat, masih
bisa makan minum dengan makanan dan minuman yang
cukup dan sederhana, bisa bernafas, bisa melihat,
mendengar, berbicara, mencium bau, dan merasakan
berbagai hal melalui kulit.
Bahagia itu tentang bersyukur. Bersyukur juga
merupakan sesuatu yang sesungguhnya mudah untuk
dilakukan, jika dilakukan dengan penuh kesadaran. Selain
itu, rasa syukur juga sangat erat dengan berpikir positif.
Banyak manfaat yang bisa didapat dengan berpikir positif,
di antaranya menurunkan tingkat stres, menurunkan
kecemasan, mendapatkan ketenangan, dan mendapatkan
kepuasan hidup. Berpikir positif dapat dilakukan dengan
berprasangka baik terhadap Tuhan dan berprasangka baik
terhadap sesama. Berprasangka baik terhadap sesama
dapat diwujudkan dengan saling tolong-menolong, saling
memahami dan toleransi, saling merespon dan melengkapi
satu dengan yang lain.
Bahagia itu perlu usaha, sebab mendapatkan
kebahagiaan harus dengan kerja keras dan perjuangan.
Misalnya bila ingin membeli benda yang diinginkan,
seseorang harus menabung dan mengumpulkan uang dan
setelah uang terkumpul, kemudian pergi ke toko untuk
77