Page 46 - Cyberbullying & Body Shaming
P. 46
Cyberbullying & Body Shaming
atau bahkan drop aut. Pengaruh bullying pada siswa menciptakan
hambatan belajar dan berhubungan dengan sejumlah perilaku negatif
termasuk peningkatan risiko penyalahgunaan zat adiktif, kenakalan,
bunuh diri, pembolosan, masalah kesehatan mental, cedera fisik dan
prestasi akademis menurun. Siswa yang terlibat baik sebagai bully
dan victim sering bermasalah dalam kehidupan sehari-hari (Glover,
Gough, Johnson, & Cartwright, 2000; Rossen & Cowan, 2012).
Menurut Roland & Vaaland (2006) terdapat masalah
emosional yang lebih luas dikalangan victim bullying, seperti gejala
depresi, pikiran bunuh diri dan masalah tidur. Victim sering
menderita masalah fisik, seperti nyeri otot sakit perut, sakit kepala
dan pilek. Jika peristiwa bullying dibiarkan tanpa ada keinginan dari
masyarakat sekolah untuk menghentikan tindakan bullying, maka
akan berdampak negatif bagi seluruh siswa di sekolah tersebut.
Terutama bagi victim bullying mereka tidak dapat berkembang
secara optimal. Victim merasa takut berada di sekolah, mengalami
depresi dan ada keinginan untuk bunuh diri. Menurut Kaltiala
(Smith & Ananiadou 2003) dalam kasus ekstrim, victim mungkin
melakukan bunuh diri.
Menurut Rigby (2007) penelitian-penelitian tersebut
menunjukkan bahwa siswa yang menjadi victim akan mengalami
kesulitan dalam bergaul, merasa takut datang ke sekolah sehingga
absensi mereka tinggi dan ketinggalan pelajaran, siswa yang menjadi
victim bullying akan melakukan bunuh diri karena tidak punya
cukup keberanian untuk mengkomunikasikan apa yang dialami.
Menurut Carney & Merrell (Reid dkk, 2004) victim mungkin
memiliki sedikit pengalaman penanganan konflik. Oleh karena itu,
mereka tidak memperoleh keterampilan yang sesuai untuk
penanganan konflik karena kurang paparan atau mungkin memiliki
ketergantungan pada orang tua/wali, sehingga meningkatkan rasa
39