Page 171 - K.H. Ahmad Dahlan (1868-1923)
P. 171

keyakinannya.  Organisasi  sosial-keagamaan  Muhammadiyah  harus
              menariknya, sementara mereka yang berasal dari Jawa perlahan-lahan
              tumbuh menjadi organisasi Indonesia, menurut cita-cita nasionalisme;
              selanjutnya  bersama  sifat  praktis  keagamaannya,  Muhammadiyah
              memberinya kesempatan melakukan   aktivitas sosial, dan kegiatan ini
              sangat sesuai dengan karakter Ir. Soekarno.  Akibatnya akan menimbulkan
              resiko bahwa dia yang menganut garis ini segera kembali akan menempati
              posisinya dalam masyarakat bumi  putera yang begitu, begitu berpengaruh
              sehingga mulai bisa disamakan dengan posisinya sebelum ditahan. Hal ini
              tentunya bertentangan dengan statusnya dan  tujuan penahanannya.

                 Residen Bengkulu untuk sementara melihat resiko ini, dan terus mengawasi
              kegiatan Ir. Soekarno di Bengkulu. Pembicaraan residen dengan Ir. Soekarno
              telah ditulis dalam surat Residen Hooykas tanggal 19 Oktober 1938 nomor
              208/rahasia. Tampaknya, residen telah bertindak tepat dengan memberikan
              peringatan kepada Ir. Soekarno. Residen juga memberikan teguran kepada
              Ir. Soekarno. Ia sendiri  telah berjanji memperhatikan peringatan residen itu,
              dan telah mengajukan permohonan untuk setiap saat memperingatkannya
              bila tanpa sadar dia berbuat sesuatu, yang menurut pendapat residen tidak
              sesuai dengan posisinya. Ir. Soekarno sendiri menyadari posisinya sebagai
              seorang tawanan dan tidak akan menimbulkan kesulitan. Walaupun posisinya
              yang sulit dalam masyarakat bumi putera, orang selalu akan menyatakan
              bahwa dia sangat populer dan banyak pihak berupaya untuk menariknya.
              Berdasarkan tinjauan politik-polisionil Bengkulu selama bulan November,
              diberitakan bahwa dengan adanya pembicaraan yang dilakukan oleh Residen
              Bengkulu dengan Ir. Soekarno dan wakil Muhammadiyah Hadji Joenoes
              Djamaloedin, keputusannya Ir. Soekarno yang telah diangkat menjadi
              penasehat Muhammadiyah, menjadi guru pada kursus pemuda dan sebagai
              salah seorang pemimpin kursus dalam perkembangan umum. Jabatan-jabatan
              itu telah dicabut.








                                                                   K.H. Ahmad Dahlan    [169]
   166   167   168   169   170   171   172   173   174   175   176