Page 210 - K.H. Ahmad Dahlan (1868-1923)
P. 210

sinar melambangkan semangat kaum hawary yang tampil sebagai
                          penolong agama Allah pada masa kenabian Isa. Sedang cahaya
                          berwarna putih merupakan lambang keikhlasan.
                              Praktek kegamaan yang dijalankan oleh Kyai Haji Ahmad
                          Dahlan selalu dilandasi oleh rasa ikhlas. Menurutnya, “Manusia
                          itu semua mati (perasaannya) kecuali para ulama (orang-orang
                          yang berilmu). Ulama itu dalam kebingungan, kecuali mereka yang
                          beramal, mereka yang beramalpun semuanya khawatir kecuali
                          mereka yang ikhlas dan bersih”.


                   H.  Kesimpulan

                   Kyai Haji Ahmad Dahlan berhasil mengadakan pembaharauan-pembaharuan
                   dalam bidang politik, ekonomi, sosial, budaya dan agama. Masyarakat yang
                   hidup dalam kemiskinan dan keterbelakangan mulai menyadari pentingnya
                   perubahan-perubahan agar kehidupannya menjadi lebih baik dan bermartabat.
                   Kebiasaan-kebiasaan lama yang menghambat kemajuan    ditinggalkan,
                   digantikan dengan gagasan baru Kyai Haji Ahmad Dahlan yang mengarah
                   pada proses kemajuan hidup yang lebih baik.
                       Kesuksesan Kyai Haji Ahmad Dahlan dalam melaksanakan pembaharuan
                   dalam kehidupan masyarakat dikarenakan sikap dan perilakunya yang layak
                   untuk diteladani. Masyarakat menilai perkataan dan tindakan Kyai Haji
                   Ahmad Dahlan selalu selaras, sehingga tidak ada alasan untuk menolak
                   gagasan-gagasannya. Dukungan dari masyarakat luas ini menjadikan
                   gagasan-gagasan Kyai Haji Ahmad Dahlan terus berkembang dan menyebar
                   ke seluruh pelosok daerah di Nusantara.
                       Kyai Haji Ahmad Dahlan berusaha untuk meluaskan jangkauan
                   dakwahnya dengan mendirikan perkumpulan Muhammadiyah pada 18
                   November 1912. Masyarakat mendukung berdirinya perkumpulan tersebut,
                   karena aktivitasnya langsung bersentuhan dengan kehidupan masyarakat.




               [208]    K.H. Ahmad Dahlan
   205   206   207   208   209   210   211   212   213   214   215