Page 16 - ETNOFARMAKOLOGI Tumbuhan Obat Asli Kalimantan Tengah
P. 16

bergelar Nanag Sarang untuk menumpas pemberontakkan. Catatan sejarah prajurit Biaju ikut
                  serta dalam perebutan tahta pada zaman pemerintahan Sultan Ri”ayatollah. Pada abad tersebut

                  terjadi  Raja  Maruhun  memberikan  tugas  kepada  Dipati  Ngganding  untuk  menjalajan
                  pemerintahan di negeri Kotawaringin. Kedudukan Dipati Ngganding kemudian digantikan oleh

                  menantunya  yaitu  Pangeran  Dipati  Anta-Kasuma  putra  Raja  Maruhum.  Pangeran  ini

                  merupakan raja pertama yang ada di Kotawaringin denagn gelar Ratu Kota Waringin. Beliau
                  merupakan  suami  dari  Andin  Juluk  binti  Dipati  Ngganding  dan  Nyai  Tapu  binti  Mantri

                  Kahayan. Pangeran Dipati Anta-Kasuma memiliki duang orang anak yaitu Pangeran Amas dan
                  Putri  Lanting.  Salah  satu  anaknya  yaitu  Pangeran  Amas  merupakan  salah  satu  raka  di

                  Kotawaingin dan keturunnanya menjadi penggantinya hingga raja Kotawaringin Pangeran Ratu
                  Alidin  Sukma  Alamsyah.  Pada  tahun  1637  terjadi  kerjasama  pemerintahan  Kotawaringin

                  dengan  VOC  Belanda.  Menurut  catatan  sejarah  yang  dialporkan  oleh  Radermach  (1780)

                  terdapat  pemerintahan  yang  dipimpin  oleh  orang  pribumi  yaitu  Ingebai  Suradi  Raya  yang
                  nerupakan  kepala  daerah  yang  berasal  Mendawai.  Selain  itu  pemerintahan  juga  pernah

                  dipimpin oleh Kyai Ingebai Sudi Ratu yang merupakan kepala daerah yang berasal dari sampit

                  serta Raden Jaya yang berasal dari daerah Pembuang dengan gelar kerajaannya yaitu Ratu Kota
                  Ringin (Appleton, 1865).

                         Pada tanggal 13 Agustus 1787 sesuai dengan traktat, Sultan Batu yang berasal dari kota
                  Banjarmasin menyerahkan daerah kepemimpinannnya yaitu sebagian dari Kalimantan Barat,

                  sebagian dari  Kalimantan Selatan, daeah  Kalimantan Tengah dan timur kepada pemerintah
                  VOC. Akibat dari penyerahan dareah tersebutt, daerah pemerintahan Sultan Banjar hanya ada

                  pada daerah Kuin Utara Hulu Sungai sampai Distrik Pantai, Martapura, Sistrik Sihoeng serta

                  Mangkatip yang pada akhirnya menjadi daerah protekrorat VOC. Selanjutnya Sulatan Sulaiman
                  dari  Banjarmasin  pada  tanggal  1  Januari  1817  menyerahkan  daerah  kekuasaannya  di

                  Kalimantan Tengah, Timur sebagian selatan dan sebagian Kalimantan Barat kepada perintahan
                  Hindia Belanda. Hal tersebut kemudian ditegaskan kembali oleh Sultan Adam al-Watsiq Billah

                  dari Banjar yang etrtunag pada Contract Met Den Sultan Van Bandjermasin 4 Mei 1826. / B 29
                  September 1826 No. 10  (Drukkery, 1849).

                         Pada tahun 1894 pdelaman wilayah Kalimantan Tengah secara de facto tunduk kepada

                  Hindia  Belanda  smenjak  Perjanjian  Tumbang  Anoi  dibuat.  Adanya  perjanjian  tersbeut
                  membuat  semua  kepala  daerah  yang  ada  di  daerah  Kalimantan  tengah  berada  dibawah

                  kepemimpinan Hindia Belanda. Dan pada tahun 1850, terjadi pembagian daerah pada Barito


                                              Etnofarmakologi Tumbuhan Obat Asli Kalimantan Tengah |   4
                                                                         Rezqi Handayani & Nurul Qamariah
   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21