Page 153 - Gemilang Peradaban Islam
P. 153
terus dipertahankan sampai tarekat ini menjadi gerakan
politik. Bahkan nama itu terus dilestarikan setelah gerakan
ini berhasil mendirikan kerajaan.
Shafi Al-Adin berasal dari keturunan orang yang berada
dan memilih sufi sebagai jalan hidupnya. Ia keturunan dari
imam syiah yang keenam, Musa Al-Kazim. Gurunya bernama
Syekh Tahh Al-Din Ibrahim Zahidi 1216-1301 M yang
dikenal dengan Jahid Al-Ghilani. Karena prestasi dan
ketekunannya dalam kehidupan tasawuf, Safi Al-Din diambil
sebagai pemantau oleh gurunya tersebut. Shafi Al-Din
mendirikan tarekat Shafawiyah setelah ia menggantikan
guru dan sekaligus mertuanya yang wafat tahun 1301 M.
Pengikut tarekat ini sangat teguh memegang ajaran
agama. Pada mulanya gerakan tasawuf Shafawiyah
memerangi orang-orang ingkar, kemudian memerangi
golongan yang mereka sebut “Ahli Bid’ah”. Tarekat yang
dipimpin Shafi Al-Din ini semakin penting terutama setelah
ia mengubah bentuk terakat itu dari pengajian tasawuf
murni yang bersifat lokal menjadi gerakan keagamaan yang
besar pengaruhnya di Persia, Syiaria, dan Anatolia. Di negeri-
negeri di luar Ardabil Shafi Al-din menempatkan seorang
wakil yang memimpin murid-muridnya. Wakil ini diberi
gelar khalifah.
Suatu ajaran agama yang dipegang secara fanatik
biasanya kerap kali menimbulkan keinginan di kalangan
penganut ajaran itu untuk berkuasa. Karena itu, lama-
kelamaaan murid-murid tarekat Shafawiyah berubah
menjadi tentara yang teratur, fanatik dalam kepercayaan
yang menentang setiap orang yang bermazdhab selain Syiah.
Kecenderungan memasuki dunia politik itu mendapat
wujud kongkritnya pada masa kepemimpinan Junaid (1447-
144 | Asep Solikin