Page 157 - Gemilang Peradaban Islam
P. 157
Rasa permusuhan dengan kerajaan Ustmani terus
berlangsung sepeninggal Ismail. Peperangan-peperangan
antara dua kerajaan ini terus berlangsung pada zaman
pemerintahan Tahmasp (1524-1576), Ismail II (1576-1577),
Muhamad Khudabanda (1577-1587). Pada masa tiga raja
tersebut kerajaan Shafawi dalam keadaan lemah. Di samping
karena sering terjadi peperangan melawan kerajaan
Ustmani yang lebih kuat, juga karena sering terjadi
pertentangan antara kelompok-kelompok di dalam negeri.
A. Usaha Abbas I memulihkan kerajaan Safawi
Kondisi memprihatinkan ini baru bisa di atasi setelah
raja Shafawi kelima, Abbas I naik tahta. Ia memerintah dari
tahun 1588 sampai dengan 1628. langkah-langkah yang
ditempuh oleh Abbas I dalam memulihkan kerajan Shafawi
adalah:
1. Berusaha menghilangkan dominasi pasukan
Qizilbash atas kerajaan Shafawi dengan cara
membentuk pasukan baru yang anggotanya terdiri
dari budak-budak, berasal dari tawanan perang
Georgia, Armenia, dan Sircassia yang telah ada sejak
raja Tahmasp I.
2. Mengadakan perjanjian damai dengan Turki
Ustmani.
Untuk mewujudkan perjanjian ini Abbas I terpaksa
harus menyerahkan wilayah Azarbaizan, Georgia, dan
sebagian wilayah Luristan. Di samping itu, Abbas berjanji
tidak akan menghina tiga khalifah pertama dalam Islam
dalam khutbah-khutbah jumatnya. Sebagai jaminan atas
syarat-syatrat itu ia menyerahkan saudara sepupunya,
Haidar Mirza sebagai sandera di Istambul.
148 | Asep Solikin