Page 280 - Gemilang Peradaban Islam
P. 280

Engkau, karena takut akan siksa neraka biarkanlah neraka
               itu bersamaku, dan karena ibadatku karena harapanku akan
               surga maka biarkan Aku jauh dari surga itu, tetapi kalau Aku
               beribadat karena cinta semata, maka limpahkan keindahan-
               Mu selalu.”
                   Mahabbah  yang  diperkenalkan  Rabiatul  Adawiyah
               adalah  salah  satu  maqam  terpenting  dalam  tasawuf
               dikembangkan kembali oleh para sufi yang datang kemudian
               seperti  Al-Ghazali  dan  Ibnu  Arabi  bahkan  merupakan
               maqam tertinggi.

                   Ungkapan Sufi Adawiyah
                   Salah satu ungkapan Rabiatul Adawiyah yang populer
               adalah: “Kucintai  Engkau  lantaran  Aku  cinta,  dan  lantaran
               Kau  patut  ku  cintai,  cintakulah  yang  membuatku  rindu
               kepada-Mu demi cinta suci ini, bukalah tabir penutut tatapan
               sembahku,  jangan  kau  puji  Aku  lantaran  itu,  bagi-Mu  lah
               segala puja dan puji”.

                   Apabila Rabiatul Adawiyah jatuh cinta kepada Tuhan,
               maka  masyarakat  dari  semua  lapisan  mencintai  Rabiatul
               Adawiyah hingga orang-orang datang ke rumahnya meminta
               petuah-petuah dari pelajaran atau sekedar mencari berkah
               dari padanya, bahkan hanya untuk silaturahmi. Tokoh-tokoh
               besar seperti Malik bin Dinar, Sofyan Tsauri sampai kepada
               rakyat biasa datang kepada Rabiatul Adawiyah.
                   Pada  suatu  ketika,  ada  pencuri  memasuki  rumah
               Rabiatul  Adawiyah  dan  tepat  Rabiatul  Adawiyah  sedang
               melakukan shalat malam. Pencuri menunggu sampai selesai
               Rabiatul  Adawiyah  shalat  untuk  memaksa  menyerahkan
               simpanannya.  Selesai  shalat  Rabiatul  Adawiyah  menyapa
               orang yang tak diundangnya itu untuk sama-sama berdoa.


                                             Gemilang Peradaban Islam | 271
   275   276   277   278   279   280   281   282   283   284   285