Page 284 - Gemilang Peradaban Islam
P. 284

ada lagi kecuali Al-Wahidul Ahad, tenggelam dan sirna dalam
               keesaan ilahi dalam keadaan demikian, Abu Yazid berkata:
               ”Menjadilah sifatku, menjadi sifat rububiyah, lidahku adalah
               lisan tauhid dan isyaratku adalah isyarat keabadian. Aku Abu
               Yazid  semakin  jauh  dan  mendalam  ke  dalam  lautan  fana,
               hingga  menyatu  dengan  Tuhan  (ittihad)  dengan  kalimat-
               kalimat  bersayap  yang  belum  dikenal  sebelumnya
               (sythatah)”.
                   Ucapan-ucapan Abu Yazid

                   Ucapan-ucapan  yang  bersifat  sythatat  diucapkan  oleh
               Abu  Yazid:  “Tidak  ada  Tuhan  selain  Aku,  maha  suci  Aku,
               maha suci Aku, maha besar Aku”.

                   Keadaan    Abu   Yazid   dan   ucapan-ucapan    itu
               menimbulkan  berbagai  tanggapan.  Dzu  nun  Al-Mishri
               mengutus  sahabatnya  untuk  menemui  Abu  Yazid.  Ketika
               utusan  itu  sampai,  diketuklah  pintu  rumah  Abu  Yazid
               terjadilah percakapan antara Abu Yazid dengan tamunya:

                   Abu Yazid  : “Siapa di luar”?
                   Tamu       : “Kami hendak berjumpa dengan Abu Yazid”!

                   Abu Yazid  :  “Abu  Yazid  siapa?  Di  mana  dia,  saya  pun
                              mencari Abu Yazid”.

                   Rombongan tamu itu pun pulang dan memberitahukan
               kepada  Dzu  Nun.  Mendengar  keterangan  itu  Dzu  Nun
               berkata: ”Sahabatku Abu Yazid telah pergi kepada Allah dan
               ia sedang fana”. Kalangan sufi berbeda pendapat, ada yang
               berusaha  untuk  memberikan  penafsiran  sehingga  sesuai
               dengan tasawuf yang lazim seperti Abdul Qodir Jaelani Al-
               Sharaj, Al-Thusi, dan Junaidi Al-Baghdadi. Yang menolak dan
               tidak membenarkannya seperti Ibnu Jauzi dan Ibnu Salim.


                                             Gemilang Peradaban Islam | 275
   279   280   281   282   283   284   285   286   287   288   289