Page 286 - Gemilang Peradaban Islam
P. 286

Junaid Al-Baghdadi (Wafat 279 H/910)


                “Jangan sampai anda berbuat maksiat dengan nikmat yang
                               diberikan kepada Tuhan”.
                   Abu  Qosim  bin  Junaid  bin  Muhammad  Al-Khazzaj  Al-
               Nahwandi dilahirkan di Bghdad tanpa diketahui secara pasti
               tahun kelahirannya. Orang tuanya seorang pedagang pecah
               belah,  seorang  ibunya  ialah  saudara  kandung  perempuan
               dari Al-Saqoty, seorang sufi terkemuka dan menjadi gurunya
               dalam bidang ilmu tasawuf. Di samping Sarri Al-Asaqoty dia
               juga  belajar  pada  Harits  Al-Muhasidi,  sufi  terkemuka  di
               zamannya.  Ia  berpendidikan  ilmu  fiqh  atas  madzhab  Abi
               Tsaur.
                   Dalam  usia  20  Tahun  telah  memberikan  dan  bahkan
               jauh  sebelum  itu  pada  umur  7  tahun.  Ketika  ia  ditanya
               tentang  arti  syukur  secara  tepat  ia  menjawab:  “Jangan
               sampai anda berbuat maksiat dengan nikmat yang diberikan
               kepada  Tuhan”.  Menurut  Al-Syubky,  Ja’far  Al-Khuldi  dan
               berpuluh  perawi  sepakat  menceritakan  bahwa  Junaid  Al-
               Baghdadi adalah Syekh atau penghulu kaum sufi. Suatu hari
               Sari  Al-Saqoty  di  tanya,  apakah  tingkatan  seorang  murid
               kadangkala  lebih  tinggi  dari  tingkat  guru  pembimbing
               rohaninya? Sari menjawab: “Ya, ada bukti yang nyata adalah
               tingkatan Junaid Al-Baghdadi lebih tinggi tingkatanku”.

                   Dalam  kehidupannya  di  samping  sebagai  sufi  besar
               yang selalu dikerumuni pencinta ilmu ini dan memberikan
               pelajaran  kepada  mereka  ia  juga  berusaha  melanjutkan
               usaha orang tuanya dengan berdagang. Apabila sudah habis
               memberikan  pelajaran  ia  pergi  ke  pasar  membuka  toko.
               Apabila sudah waktunya, toko ditutup dan kembali ke rumah


                                             Gemilang Peradaban Islam | 277
   281   282   283   284   285   286   287   288   289   290   291