Page 279 - Gemilang Peradaban Islam
P. 279

Sejak  itu  ia  kembali  ke  desa  di  mana  ia  dilahirkan
            dengan  mem-bina  kehidupan  baru  yang  menolak
            kesenangan dan kelezatan dunia, kehidupan yang dibina atas
            dasar  zuhud,  dan  mengisinya  dengan  beribadah  kepada
            Allah yang menjadi tumpuan segala cintanya selama ini. Ia
            mengatakan  bahwa:  “Aku  tinggalkan  cintanya  Laila  dan
            Su’da  mengasingkan  diri,  dan  kembali  bersama  rumahku
            yang  pertama,  dengan  berbagai  kerinduan  mengimbauku,
            tempat-tempat kerinduan abadi”.
                 Di  samping  memperbanyak  taubat,  dzikir  dan  puasa
            serta shalat siang dan malam, sebagaimana wujud nyata dari
            cintanya kepada Allah SWT, semakin hari Adawiyah semakin
            meningkat  dan  luluh  dalam  cinta  abadi.  Seluruh  perawi
            tasawuf  mengatakan  bahwa  Rabiatul  Adawiyah  mengisi
            siang dan malam dengan shalat yang diiringi air mata dan
            rindu kepada-Nya.

                 Memang Rabiatul Adawiyah tidak membutuhkan dunia
            dan keluluhannya dalam cinta abadi membuat dunia tidak
            ada dan bahkan dirinya sendiri sudah tidak dihiraukan lagi.
            Tasawuf  Rabiatul  Adawiyah  bertolak  dari  kecintaan  yang
            murni  terhadap  Allah  SWT.  Cinta  membawa  taqwa  dan
            karena  cinta  pula  ia  tidak  mengharapkan  balasan  atau
            ganjaran dari padanya. cinta Rabiatul Adawiyah adalah cinta
            abadi terhadap Tuhan yang melebihi segala yang ada, cinta
            abadi yang tidak takut kepada apa saja walau kepada neraka
            sekalipun. Pernyataannya yang terkenal adalah: “Kujadikan
            Engkau  teman  percakapan  hatiku,  tubuh  kasarku  biar
            bercakap  pada  insani,  jasadku  biar  bercengkrama  dengan
            tulangku, isi hati tetap pada-Mu jua…”
                 Ibadah yang ditegakkan siang dan malam, semata-mata
            karena  cinta  abadi  itu.  “Sekiranya  Aku  beribadat  kepada


            270 | Asep Solikin
   274   275   276   277   278   279   280   281   282   283   284