Page 45 - Gemilang Peradaban Islam
P. 45
mereka diseluruh jagad raya ini. Namun Mu’tazilah
melontarkan gagasan-gagasan yang mengejutkan banyak
pihak. Mereka berpendapat bahwa Al-Quran adalah kalam
Allah yang tersusun dari suara dan huruf-huruf Al-Quran.
Karena diciptakan maka ia bersifat hawadis atau sesuatu
yang baru, dan tidak kadim. Sebab hanya zat Allah-lah yang
kadim, dan selainnya adalah baru dan akan rusak. Pemikiran
ini jelas sekali membawa perubahan dalam keimanan
seseorang yang masih awam pada saat itu. Namun Khalifah
Ma’mun yang benar-benar mendukung paham ini
memaksakan kepada pemuka agama saat itu untuk
menerima doktrin ini. Maka terkenallah proses pemaksaan
ini dengan peristiwa Mihnah yang berarti pengujian atas
akidah.
Pada saat pemaksaan paham ini hanya untuk kalangan
pemuka agama, aparat pemerintahan, dan tokoh-tokoh
masyarakat yang semua perkataannya menjadi panutan
masyarakat saat itu. Bagi mereka yang tetap berkeyakinan
Al-Quran adalah qodim akan mendapatkan siksaan yang
amat berat. Atau apabila mihnah ini disampaikan kepada
aparat negara dan tak mau menerimanya maka khalifah tak
segan-segan untuk mencopot jabatannya. Bahkan yang lebih
sadis lagi adalah pembunuhan terhadap mereka yang
menolak ajaran ini. Dan ini terjadi pada seorang tokoh agama
bernama Al-Huzzai dan Al-Buwaih.
Begitulah selama beberapa tahun pada pemerintahan
Al-Ma’mun terjadi goncangan-goncangan yang sangat hebat
hingga berakhir dengan naiknya Al-Mutawakil sebagai
pengganti dirinya pada tahun (232-247). Dan pada
pemerintahannya ia menghapusan Mu’tazilah sebagai
mazhab resmi pemerintah, bahkan ia melarangnya untuk
menyampaikan ajaran tersebut pada kalangan luas.
36 | Asep Solikin