Page 43 - Gemilang Peradaban Islam
P. 43
Mu’tazilah
Al-Quran adalah kalam Allah yang tersusun dari suara dan
huruf-huruf Al-Quran. Karena diciptakan maka ia bersifat
hawadist atau sesuatu yang baru, dan tidak kadim. Sebab
hanya zat Allah-lah yang kadim, dan selainnya adalah baru
dan akan rusak.
Dalam memahami golongan ini ada perbedaan yang
sangat mendasar terhadap golongan-golongan lainnya.
Kerasnya aliran ini terkadang membuat umat Islam,
terutama mereka yang tergolong dalam pemikiran yang
awam sangat sulit memahami ajaran-ajarannya. Ini terbukti
karena memang membawa persoalan-persoalan baru yang
lebih mengedepankan dalil-dalil akli daripada dalil nakli
yang bersumber dari Al-Quran dan Sunah rasul. Dan dalam
pembahasannya terhadap permasalahan tersebut mereka
sangat mendalam dan filosofis atas hujah-hujah yang
disampaikan.
Aliran ini sebenarnya muncul karena kerasnya
pertentangan yang terjadi antara paham Khawariz dan
paham Mu’tazilah pada saat itu. Gejolak penjatuhan status
terhadap seseorang dalam kondisi kafir dan mukmin
membuat ada sebagian umat Islam keluar dari pendapat-
pendapat yang demikian membangun pemahaman baru
yang mereka sebut Mu’tazilah.
Ada banyak versi yang menjelaskan tentang asal muasal
nama ini. Sebagian ada yang mengatakan bahwa ketika itu
terjadi perdebatan yang sangat alot antara pemuka
Khawariz dan pemuka Murjiah tentang posisi seseorang
yang melakukan dosa besar. Kaum murjiah mengatakan
bahwa seseorang tersebut tetaplah dalam keadaan mukmin
walaupun dirinya telah melakukan dosa-dosa besar seperti
34 | Asep Solikin