Page 47 - Gemilang Peradaban Islam
P. 47
keras atas pendapat orang lain yang menyatakan Sifat-
sifat Allah ada pada-Nya. Sebab bagi mereka, ketika
Allah memiliki sifat-sifat demikian, berarti manusia
mampu menisbahkan sifat-sifat demikian yang
merupakan perbuatan Allah kepada perbuatan
manusia, padahal Allah tidaklah dapat diserupakan
dengan siapapun dan apapun. Jelasnya, mereka
menolak dengan keras semua pendapat ulama pada saat
itu tentang Allah dengan sifat-sifat-Nya. Kalau memang
Allah Maha Melihat ini bukan berarti sifat Allah yang
melihat melainkan zat Allah-lah yang memang melihat
saat itu.
2. Al-Adl
Tuhan sebagai Zat yang sempurna dalam pandangan
aliran Mu’tazilah diwajibkan berbuat adil. Tuhan tidak
boleh berbuat zalim, menyiksa, dan mendustai hamba-
Nya. Karena keagungan yang Ia miliki membuat diri-
Nya mustahil untuk melakukan perbuatan tersebut.
Tuhan memang berhak menghukum dan berbuat zalim
kepada hamba-Nya, namun Rahman dan Rahim Allah
dapat menghilangkan kemurkaan-Nya. Sebab dalam
pandangan kaum Mu’tazilah hanya manusialah yang
mampu berbuat zalim karena memiliki potensi cacat
dan berhajat pada setiap apa yang ia inginkan. Oleh
karena Tuhan mustahil berhajat maka tidak mungkin
pula ia berbuat aniaya pada maknluk-Nya.
3. Al-Waad dan Al-waid
Perbuatan manusia dalam kejahatan dan kebaikan
haruslah mendapatkan ganjaran yang setimpal
padanya. Maka dalam paham ini Allah wajib menepati
janji-Nya pada apa yang telah ia katakan. Mustahil bagi-
38 | Asep Solikin