Page 17 - False Information
P. 17

Informasi palsu untuk menggambarkan segala bentuk kebohongan,
                            termasuk  rumor,  hoax,  mitos,  teori  konspirasi  dan konten  yang
                            disebarluaskan  atau  dipublikasikan  secaraatau  tidak  akurat  (Y.
                            Wang et al., 2019).
                                World  Economic  Forum  (Rodríguez  et  al.,  2020)  merilis
                            laporan berjudul  Digital Wildfires in a Hyperconnected World  di
                            mana  organisasi  tersebut menunjukkan  berita  palsu  sebagai  salah
                            satu  ancaman  utama  masyarakat  kita  saat  ini.  Penelitian
                            (Lewandowsky  et  al.,  2012)    telah  menunjukkan  bahwa  orang
                            cenderung lebih suka, lebih diyakinkan oleh, dan lebih cenderung
                            menerima  informasi  yang  menegaskan  dan  menipu. Konsisten
                            dengan sikap dan keyakinan mereka yang sudah ada sebelumnya.
                            Dengan  demikian,  ideologi  partisan  membuat  individu  lebih
                            cenderung mengabaikan atau menolak informasi yang tidak sesuai,
                            serta  cenderung  tidak  menerima  pengecekan  fakta  yang
                            mempertanyakan  sistem  kepercayaannya  sendiri.  Selain  itu,
                            semakin  banyak  orang  yang  terpapar  berita  palsu,  semakin  besar
                            kemungkinan mereka menerima informasi semacam ini (Vicario et
                            al., 2016).
                                 Misinformasi  didefinisikan  sebagai  informasi  palsu  yang
                            dikomunikasikan  tanpa  niat  jahat  yang  disengaja;  disinformasi
                            adalah  informasi  palsu  yang  dikomunikasikan  dengan  maksud
                            untuk  menipu.Motivasi  di  balik  pembuatan  pesan-pesan  ini  tidak
                            jelas,  tetapi  mungkin  terkait  dengan  perilaku  pencarian  perhatian
                            dan ide konspirasis (Y. Wang et al., 2019). Pesan palsu yang kita
                            lihat  cenderung  mengandung  ciri-ciri  umum.  Mereka  mengklaim
                            memiliki informasi orang dalam dari, misalnya, peneliti muda dari
                            Wuhan,  pakar  Taiwan,  atau  Dr  Tim  di  Cork,  tetapi  tidak  ada
                            referensi  yang  diberikan  untuk  mendukung  dugaan  sumber
                            tersebut.  Nadanya  sering  kali  mengkhawatirkan,  menyiratkan




                            12 | Laksminarti, Karyanti & Mita Sari
   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22