Page 158 - Catatan Peradaban Islam
P. 158
pribadi yang luhur dan bersih dan bebas dari praktik minum-
minuman keras.
Di Arabia terdapat kebiasaan yang memandang individu
sebagai sesuatu yang tidak penting, melainkan yang
dipentingkan adalah suku atau klan mereka. Sikap yang tidak
Islami ini oleh kalangan Umayah dibawa ke seluruh wilayah
Arabia, maka masyarakat taklukan yang tidak memiliki
persekutuan suku yang dapat melindunginya dipandang
rendah dan kurang berarti kedudukan mereka, sehingga
mereka dipandang perlu perlindungan dari seorang Arab.
Sistem ketergantungan status ini yang berkembang di
seluruh wilayah Umayah secara alamiah menimbulkan
kecemburuan dan rasa dendam besar dan melambangkan
sistem penindasan pemerintahan Umayyah, menimbulkan
terjadinya kerusuhan dan pemberontakan yang pada
akhirnya turut menyebabkan kehancuran dinasti tersebut.
Sistem ini pernah diubah oleh Khalifah Umar ibn Aziz,
namun ini diterap-kan kembali oleh penguasa Umayah
sesudahnya. Kondisi seperti tersebut diatas sangat besar
peranannya dalam mendorong pertumbuhan gerakan Syi’ah,
pengikut keturunan Ali, dimata masyarakat bawahan yang
tertindas berharap terbentuknya sistem pemerintahan yang
adil. Klan Abbasiyyah yang juga merupakan klan Nabi
Muhammad menggunakan aspirasi kelompok Syi’ah ini
untuk mencapai dukungan umum dan untuk kepentingan
kelompok mereka sendiri.
Gerakan revolusi pecah di Khurasan dipelopori seorang
agitator Abbasiyah yang bernama Abu Muslim. Setelah
kekalahan pasukan Umayah dalam pertem-puran di sungai
Zab pada 132/750, sekutu Abbasiyah memburu seluruh
keluarga Umayah yang dapat mereka tangkap, namun salah
Catatan Peradaban Islam | 151