Page 163 - Catatan Peradaban Islam
P. 163

Fanatik Arab
                 Dan  adalagi  sebuah  usaha  yang  sangat  buruk  yang
            diterapkan oleh daulah ini, yaitu dengan membeda-bedakan
            manusia menurut klannya. Rasulallah yang datang dengan
            segenap  cinta  kasihnya  berusaha  untuk  membongkar
            kesenjangan  sosiAl-dengan  menganggap  manusia  semua
            sama  derajatnya.  Manusia  akan  berbeda  dengan  derajat
            taqwanya di mata Allah.

                 Usaha  itu  terus  dilanjutkan  oleh  para  Khalifah  Al-
            Rasyidun  dengan  menindak  keras  manusia  yang  mencoba
            mendirikan  perbudakan  atas  manusia  lainnya.  Dalam
            kekhilafahan Ali fanatisme Arab ini benar-benar ia tumpas
            habis.  Ini  terbukti  dengan  semua  pembelaan  dirinya
            terhadap manusia yang tertindas dan tersudutkan. Namun,
            usaha  yang  telah  ada  itu kembali  mengalami kemunduran
            ketika klan Umayah ini naik. Mereka kembali menerapkan
            usaha ini yang sudah jelas sebagai prilaku jahiliyah. Bahkan
            mereka dengan berani berkata bahwa inilah kekuasaan yang
            telah tercabut dalam keluarga mereka ketika Islam datang.
            Mereka  adalah  penguasa  yang  sesungguhnya.  Dan
            kekuasaan mereka hilang ketika Muhammad mengambilnya.
                 Politik  mereka  adalah  yang  terpenting  mendapatka
            semua apa yang telah mereka jalankan sebelumnya, tanpa
            melihat  apakan  itu  sesuai  dengan ajaran  Islam  atau  tidak.
            Mereka  telah  gelap  mata  dan  gelap  hati.  Ajaran  yang
            mengatakan  tidak  ada  perbedaan  kemuliaan  antara
            kalangan  Arab  dan  orang  asing,  kecuali  dengan  amAl-
            perbuatan dan ketakwaannya.
            Arab dan Mawali
                 Dalam pandangan mereka yang telah kembali dengan
            sistem jahiliyah membedakan antara yang Arab (keturunan

            156 | Asep Solikin dan M. Fatchurahman
   158   159   160   161   162   163   164   165   166   167   168