Page 159 - Catatan Peradaban Islam
P. 159

seorang di antara mereka ada yang dapat meloloskan diri,
            yang  belakangan  bergelar  Al-Dahil  (orang  yang  masuk)
            terhindari  dari  ancaman  keluarganya  oleh  tangan  Abdul
            Abbas, penguasa pertama Dinasti Abbasiyah yang bergelar
            As-Safah (penumpa darah).
                 Pada tahun 756 M. Abdurahman mendirikan kerajaan
            Umayyah  di  Cordo-va,  Spanyol,  yang  pada  saat  itu  pula
            Dinasti Fatimiyah di Mesir menyatakan diri berdiri sebagai
            Khilafah. Maka penguasa Umayyah di Spanyol yang bernama
            Abdurahman III Al-Nashir di Cordova menyatakan hal yang
            sama.
                 Namun  dinasti  Umayyah  di  Spanyol  sangat  jauh
            berbeda     dengan    penguasa-penguasa     tiran   di
            Damaskus.mereka  memerintah  sejak  tahun  138-422/756-
            1031, ketika masyarakat Moorish (sebutan untuk keturunan
            Arab-Muslim  di  Spanyol)  Spanyol  terpecah  belah  menjadi
            sejumlah  kerajaan  kecil  yang  disebut  dengan  Muluk  At-
            Thawaif (kerajaan bagian). Tetapi puncak kekuasaan Muslim
            Umayah  di  Spanyol  mencapai  kemakmuran dan kemajuan
            yang  tiada  bandingnya.  Seni  dan  ilmu  pengetahuan
            berkembang secara pesat, khususnya dalam bidang filsafat.
            Pada masa pemerintahan Abdurahman III yang bergelar Al-
            Nashir  (300/912)  istana  dan  ibukota  Cordova  merupakan
            bangunan dan kota yang terindah di seluruh penjuru Eropa.
                 Mengenai  tokoh  pendiri  Dinasti  Umayah  di  Spanyol,
            Khalifah Abbasiyah kedua yang bernama Ja’far Al-Mansyur,
            yang  dengan  licik  menghukum  mati  mitra  perjuangannya
            sendiri yang bernama Abu Muslim. Pernah berkata kepada
            peng-awal istananya; “Siapakah yang pantas disebut sebagai
            “Burung  elang  Suku  Qura-isy?”  pengawalnya  menjawab,
            “Tentunya  tuan  sendiri”.  Al-Mansyur  memban-tahnya;


            152 | Asep Solikin dan M. Fatchurahman
   154   155   156   157   158   159   160   161   162   163   164