Page 205 - Catatan Peradaban Islam
P. 205
akhirnya menyebabkan kehancurannya. Keluarga Abbasiyah
sangat diuntungkan atas dukungan dari Abu Muslim. Abu
Muslim memulai gerakan propaganda anti Umayah di
Khurasan, sebuah kota di Propinsi Kufah. Gubernur Umayah
di Kufah yakni Naser, segera menulis kepada khalifah
Marwan: “Aku melihat arang telah berkobar ditengah-
tengah bara api, sekalipun kecil kemungkinannya menjadi
lautan api. Api menyala dari para pencuri kayu, sedang
peperangan akan berkobar dari lidah-lidah yang
mengibasinya“. Pada saat itu tersebarlah semboyan Al-Ridha
bi Al-Muhammad (kebahagiaan besar datang dari keluarga
Muhammad, yakni Abbasiyah). Pekik peperangan Abu
Muslim teringkas dalam kalimatnya: “Wahai Muhammad,
duhai pertolongan Tuhan“. Dan ketika propaganda ini telah
menjadi gerakan terbuka, Abu Muslim senantiasa
mengibarkan bendera hitam keluarga Abbas yang
bertuliskan kalimat: “Diizinkan bagi mereka yang diperangi
karena mereka telah dianiaya, sesungguhnya Allah benar-
benar akan menolong mereka (QS. 22:39).
Penguasa Umayah yang terakhir adalah Khalifah
Marwan II yang dikalahkan dalam peperangan di sungai Zab.
Namun, Abdurrahman al-Dahil, seorang keturunan Umayah,
berhasil melarikan diri dari pembantaian keluarganya dan
selanjutnya ia mendirikan kerajaan Cordova mengikuti jejak
Dinasti Fathimiyah, penguasa Cordova belakangan
menggunakan gelar khalifah sehingga kerajaan mereka
dikenal sebagai kekhalifahan Umayah di Spanyol.
Dinasti Abbasiyah didirikan oleh Abul Abbas yang
bergelar As-Shaffah (penumpas darah keluarga Umayah).
Abbasiyah merupakan keturunan dari al-Abbas, paman Nabi.
Sekalipun mereka bukan keturunan garis lurus dari Nabi,
lantaran kedekatan hubungan kekerabatan, kelompok Syi’ah
198 | Asep Solikin dan M. Fatchurahman